TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Fenomena arisan online mewabah atau menjamur di Jembrana.
Masalahnya, arisan ini membuat resah dikarenakan angsuran atau biaya pengembalian dana pinjaman dapat mencekik peminjam.
Arisan online ini dilakukan oleh anak muda putri Jembrana melalui komunitas arisan di grup WA itu dengan bunga sangat tinggi.
Kejadian ini diungkapkan, salah seorang peminjam yang mengalami nasib sial lantaran terjerat dana pinjaman yang sejatinya rendah, namun bunga berkali-kali lipat dari pinjaman.
Adalah Perempuan 20 tahun berinisial An, warga Jembrana yang mengalami nasib tersebut.
Baca juga: Korban Arisan Online Rugi Miliaran Rupiah, Dijanjikan Dapat Untung 40 Persen dalam 18 Hari
Baca juga: Tiga Pekan Menghilang, Perempuan Yang Gelapkan Uang Arisan Online Rp 1 Miliar Ini Akhirnya Ditangkap
AN mengaku, bahwa sistem yang digunakan ada dua macam, yakni arisan tembak dan arisan menurun.
Dari dua sistem ini, dirinya pun memilih arisan menurun.
Yang sistemnya ialah nominal setoran tidak sama antara satu anggota dengan anggota yang lain.
Tepatnya, merujuk pada urutan, dimana paling atas nominal setoran lebih besar dibandingkan urutan di bawah.
“Awalnya saya pinjam 500 ribu dan mengembalikan 850 ribu dengan jangka waktu seminggu atau tujuh hari (bunganya saja). Lalu semakin hari, karena tak bisa membayar, diarahkan meminjam ke orang lain dengan bunga kurang lebih sama, tapi jangka waktunya lebih cepat. Akhirnya terjerat hanya untuk menutupi bunga saja,” ucapnya, Minggu 3 Oktober 2021.
Menurut AN, karena tidak dapat membayar, dengan bunga yang tinggi dan waktu yang pendek cukup sulit untuk membayar.
Baca juga: Kerugian Mencapai Rp 8 Miliar, Ibu-ibu Korban Arisan Online Melapor ke Polda Bali
Baca juga: Tergiur Bunga 30%, Sejumlah Warga di Bangli Rugi Hingga Miliaran, Diduga Tertipu Arisan Online
Apa hasil, maka ancaman ke dirinya bahkan kerabatnya pun didapat.
Ancaman akan diviralkan ke media sosial.
Terkait besaran, ia mengaku, bahwa denda sangatlah tinggi belum ditambah bunga.
Sangat tidak rasional.
“Sehari kalau terlambat maka bayar dari jam yang ditentukan, denda Rp 100 ribu. Berapapun pinjamannya. Ya kurang dari enam bulan sudah puluhan juta padahal hutan tidak sampai jutaan. Jadi bunga berbunga,” akunya.
Ayah An, yang tidak mau disebut namamu pun mengaku, bahwa komunitas arisan online ini cukup meresahkan.
Mereka menyasar kalangan ibu rumah tangga dan remaja perempuan.
Tidak membayar maka ada teror dilayangkan melalui telepon bahkan mendatangi korban.
Baca juga: Sejumlah Warga di Bali Diduga Tertipu Arisan Online Hingga Miliaran Rupiah
Baca juga: Sempat Tarik Bunga 30%, Warga Bangli Terjerat Arisan Online, Merugi Ratusan Juta hingga Miliaran
Anehnya, antara korban dan orang yang mendatangi ramai-ramai itu tidak saling kenal.
Mereka hanya mengaku sebagai pemodal.
“Kami resah. Kami ingatkan saja, jangan sampai hal ini juga terjadi ke lainnya. Sebab banyak tawaran dari online dan jaringannya di Jembrana ini,” bebernya. (ang).