Berita Bangli

Pembersihan Material Longsor Capai Titik Enam, Dandim Bangli: Sempat Ada Opsi Gunakan Dinamit

Penulis: Muhammad Fredey Mercury
Editor: Noviana Windri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas melakukan kegiatan pembersihan material longsor akibat gempa di kawasan Trunyan, Bangli, Bali, Minggu 17 Oktober 2021.

TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Memasuki hari ketiga pasca musibah longsor di jalur Desa Buahan menuju Desa Terunyan, lima dari delapan titik longsor yang mengakibatkan ratusan warga terisolir telah berhasil dibersihkan.

Saat ini, tim gabungan tengah berjibaku melakukan pembersihan pada titik ke enam.

Pembersihan material longsor Senin (18/10) dilakukan mulai pukul 9.00 Wita, menggunakan alat berat milik TNI.

Dengan dibukanya titik longsor ke enam, otomatis akses menuju pusat Desa Abang Batudinding tepatnya di Banjar Dukuh mulai terbuka.

Demikian pula dengan Dusun Abang, Desa Abang Songan.

Dandim 1626/Bangli Letkol Inf I Gde Putu Suwardana ditemui di lokasi mengungkapkan, sesuai rencana hari ini pihaknya akan membuka titik enam yang berlokasi di wilayah Desa Abang Batudinding.

Baca juga: BNI Berbagi, Salurkan Bantuan dan Santunan kepada Korban Gempa Karangasem dan Bangli

Baca juga: Pengantin Terpaksa Naik Sampan di Bangli, Material Longsor Mulai Dibersihkan

Baca juga: UPDATE: Kerugian Materiil Akibat Gempa di Bangli Diperkirakan Mencapai Rp 800 Juta

Sehingga alat berat milik Dinas PUPR baik loader maupun exavator bisa melintas untuk mengerjakan titik longsor ke tujuh dan delapan.

Dandim menjelaskan, dalam penanganan longsor di titik pertama, pihaknya terkendala longsor lanjutan secara tiba-tiba, yang terkadang terjadi secara sporadis.

Sehingga alat berat tidak bisa melakukan pembersihan secara kontinyu.

"Jadi saat ada longsor lanjutan pengerjaan berhenti sementara. Dan setelah longsoran berhenti, dilanjutkan lagi," ucapnya.

Sedangkan kendala di titik ke enam, lanjut Dandim, pihaknya terkendala volume batu yang lumayan besar, dengan diameter 2,75 hingga 3 meter.

Sehingga menyulitkan alat berat untuk menggeser batu tersebut.

"Masih ada batu besar yang belum bisa digeser," ujarnya.

Kendati demikian, Dandim menegaskan kendala yang terjadi baik batu besar ataupun material pasir lainnya, diakali untuk digeser dan disusun ke tebing bawah.

Sehingga secara tidak langsung menjadi tambahan badan jalan.

Halaman
12

Berita Terkini