TRIBUN-BALI.COM – Publik dihebohkan dengan dugaan keterlibatan para pejabat dan pebisnis dalam lingkaran bisnis tes PCR maupun Antigen di Indonesia.
Beberapa pejabat dilingkungan Kabinet Jokowi pun dituding terlibat dalam dugaan bisnis tersebut, setelah sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menkon Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, dan kini Menteri BUMN Erick Thohir.
Dugaan tersebut mencuat usai pemilik Persis Solo itu dikaitkan dengan perusa penyedia jasa tes Covid-19 milik Luhut, PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI).
Menanggapi hal tersebut, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menampik Erick terlibat dalam bisnis tes PCR.
Menurutnya, isu yang menyebut Erick ikut berbisnis tes PCR adalah tuduhan yang sangat jahat dan tidak relevan.
Baca juga: UPDATE Covid-19 di Bali 2 November 2021: Perjalanan Daerah Tak Perlu Tes PCR atau Antigen
Baca juga: Jubir Menko Marves Bantah Edy, Luhut dan Pebisnis Lainnya Diduga Terlibat Bisnis RT-PCR
"Ini jahat sekali sebenarnya. Pertama, sampai hari ini 28,4 juta tes PCR dari awal sampai akhir,” jelasnya dikutip dari Tribunnews.com pada Rabu, 3 Oktober 2021.
Lebih lanjut ia menuturkan PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI), perusahaan penyedia tes Covid-19 yang dikaitkan dengan Erick hingga saat ini hanya melakukan 700.000 tes PCR. Angka itu hanya sekitar 2,5 persen dari total tes PCR di Indonesia yang sudah mencapai 28,4 juta.
“Jadi kalau dikatakan bermain, kan lucu ya, 2,5 persen gitu. Kalau mencapai 30 persen atau 50 persen itu oke lah bisa dikatakan bahwa GSI ini ada bermain-main. Tapi hanya 2,5 persen," ujar Arya dikutip dari Kompas.com.
Lebih lanjut, Arya menuturkan bila saat ini saham GSI memang dipegang oleh Yayasan Adaro Bangun Negeri sebesar 6 persen.
Hal itupun dikatakan rendah terkait kepemilikan nilai saham sehingga, yayasan tidak memiliki pengaruh tinggi terhadap GSI.
"Kalau dikatakan bisnis ada permainan seharusnya 25 persen-30 persen menguasai. Ini enggak." tuturnya.
Baca juga: Luhut dan Pebisnis Lainnya Diduga Terlibat Bisnis RT-PCR, Begini Tanggapan Jubir Menko Marves
Adapun Yayasan Adaro Bangun Negeri berkaitan dengan PT Adaro Energy Tbk (ADRO), perusahaan yang dipimpin oleh Boy Thohir, saudara Erick Thohir.
"Yayasan kemanusiaan Adaronya hanya 6 persen (kepemilikan saham). Jadi bisa dikatakan yayasan kemanusiaan Adaro ini sangat minim berperan di tes PCR," kata dia.
Arya melanjutkan bila Erick sendiri sudah tidak aktif di Yayasan Adaro Bangun Negeri sejak diangkat menjadi Menteri BUMN.
Sehingga Erick tak lagi terlibat dalam urusan bisnis ataupun urusan lainnya di yayasan tersebut.