TRIBUN-BALI.COM, AMLAPURA - Hektaran pohon cabai di Kab. Karangasem membusuk serta rusak lantaran diserang virus layu fusarium dan hama antraknosa yang sering muncul saat memasuki musim hujan.
Seperti cabai di Bungaya, Kec. Bebandem dan Kecamatan Sidemen, Kab. Karangasem.
Kabid Diverifikasi Ketahanan Pangan, Dinas Pertanian, Pangan serta Perikanan (DPPP) Kab. Karangasem, Putu Suarjana, mengungkapkan, cabe di Kecamatan Bebandem dan Kecamatan Sidemen rusak karena diserang antraknosa dan layu fusarium.
Kondisi ini sering terjadi saat hujan.
"Menurut petugas dilapangan, pohon cabai yang di Desa Bungaya dan Bungaya Kangin, Kecamatan Bebandem hampir puluhan are yang terserang hama. Sedangkan di Kecamatn Sidemen mencapai hektaran," ungkap Putu Suarjana, Rabu (5 /1 /2022) siang haari.
Jamur layu fusarium dan antraknosa muncul saat turun hujan datang dengan intensitas lama.
Baca juga: Kalah Diproduksi, Kualitas Kakao Fermentasi Jembrana Diakui Dunia
Baca juga: Starting XI Arema FC vs Persikabo 1973, Singo Edan Tanpa Carlos Fortes
Baca juga: Posko Terpadu Nataru Bandara Ngurah Rai Ditutup, Stakeholder Antisipasi Arus Balik Akhir Pekan Ini
Biasanya jamur menyerang di bagian akar serta berimbas ke pertumbuhan cabai.
Setelah terjangkit jamur fusarium, tanaman cabe tidak tumbuh seperti semula.
Daun layu, rontok, dan mengguning.
Ditambahkan, secara ekonomi petani tak mengalami kerugian banyak karena sudah sempat panen 3 - 5 kali.
Biasanya petani memanen cabe 8 - 10 seeandainya cuaca sekitar bersahabat.
Dikondisi seperti sekarang, petani hanya mampu panen 3 - 5 kali dikarenakan cuacanya belum bersahabat.
"Kalau dihitung secara ekonomis, modal petani sudah kembali. Sebelum diserang virus layu fusarium, para petani sempat memanen cabe 3 - 5 kali. Harga cabai perkilogram saat itu cukup mahal. Kalaupun rugi hanya beberapa," jelas Suarjana, sapaan akraab.
Petugas Dinas Pertanian sudah lakukan berbagai upaya untuk mengatasi masalah.
Satu diantaranya menyemprot cabai warga dengan pestisida, sayangnya tidak bersahabat.
Setelah diberikan peestisida pohon cabe diguyur hujan.
Otomatis pestisida hilang, sehingga tidak berefek.
"Makanya kita minta petani di Kecamatan Sidemen serta di Kecamatan Bebandem untuk melakukaan rotasi tanaman. Saat turun hujan harus menanam tanaman yang tahan dengan virus fusarium, sehingga populasi virusnya bisa dikendalikn,"akui Suarjana.
Baca juga: Ini Penyebab Kentut Sangat Bau, Salah Satunya Karena Makan Banyak Serat
Baca juga: Nikmati Babi Guling Mahendra di Tengah Kota Denpasar, Harganya Mulai Rp 20 Ribu
Baca juga: Doddy Sudrajat Bersedia Damai Dengan Haji Faisal, Asalkan Lakukan Hal Ini
Untuk diketahui, hektaran tanaman pohon cabe petani di Desa Bungaya, Kecamatan Bebandem, dan Kecamatan Sidemen, Kab. Karangasem alami gaagal panen.
Pemicunya karena terkena virus yang menyerang bagian akarnya.
Pertumbuhan tanaman tak bagus, daun layu, rontok, batang kuning.