Berita Badung

Kewalahan Urai Sampah Kiriman, DLHK Badung Akui Sudah Evakuasi 2.500 Ton Sampah

Penulis: I Komang Agus Aryanta
Editor: Wema Satya Dinata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Alat berat DLHK Badung saat melakukan evakuasi sampah, di pantai Kuta Badung beberapa waktu lalu

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Sampah pantai di Kabupaten Badung terus dievaluasi untuk dibersihkan.

Bahkan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) mengaku sampai saat ini sudah 2 ribu ton lebih sampah yang berhasil dievakuasi.

Kendati demikian, dengan banyaknya sampah kiriman berupa kayu, DLHK Badung pun kewalahan untuk mengurainya.

Apalagi untuk sampah kiriman berupa kayu tidak diperkenankan di buang ke TPA Sawung.

Baca juga: Jika Pawai Ogoh-ogoh Batal Digelar, Sekaa Teruna di Badung Diminta Revisi Proposal Dana Kreativitas

Kepala Bidang Pengelolaan Kebersihan dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun DLHK Kabupaten Badung, AA Gede Dalem tak menampik hal tersebut.

Pihaknya mengaku telah mengevakuasi sebanyak 2.500 ton sampah kiriman di pantai barat.

"Total memang 2.500 ton sampah yang berhasil kita evakuasi dari awal muncul sampah kiriman di Badung," ujarnya Rabu 9 Februari 2022.

Dijelaskan sampah kiriman yang dievakuasi itu, tujuh puluh persen diantaranya merupakan sampah jenis organik dan kayu.

Setengah jumlah sampah organik itu sudah dibawa ke lahan milik warga, dan setengah lagi masih ditempatkan di STO masing-masing pantai.

"Jadi kendala kita memang kewalahan mengurai sampah kiriman berupa kayu. Kita pun terus berupaya menjajaki lahan kosong milik warga, untuk dipergunakan sebagai tempat penampungan sampah kiriman berupa kayu dan ranting pohon," tegasnya

Jika ada warga yang berkenan dengan sampah kiriman berupa kayu dan organik itu, ia mengimbau agar mereka bisa bersurat kepada DLHK dan pihaknya siap mengantarkannya ke lokasi.

Ditanya mengenai lahan sementara dibuang sampah kiriman khususnya kayu itu, birokrat asal Klungkung itu mengaku saat ini ada 2 lahan warga yang bersedia menampung sampah kiriman itu, yaitu di Basangkasa Seminyak seluas 17 are dan di Kerobokan seluas 13 are.

Sampah itu dipergunakan untuk meratakan lahan dalam upaya penataan.

Untuk lahan di Basangkasa kondisinya saat ini sudah penuh dengan diisi sebulan.

Baca juga: Terkait Larangan Pawai Ogoh-ogoh, Disbud Badung Tunggu Instruksi Resmi Provinsi

Sedangkan lahan di Kerobokan, kondisinya sudah terisi sekitar 70 persen dari luas lahan yang tersedia.

Halaman
12

Berita Terkini