Hingga pada November 2021 keduanya memutuskan untuk pisah ranjang.
Cobaan bertubi-tubi pun dirasakan oleh Luh Yasmini.
Pada Kamis (3/2/2022) siang, ia mendapatkan kabar jika Suandana yang merupakan ayah dari kedua bayi kembar itu telah meninggal dunia.
Suandana ditemukan tewas di rumah kontrakannya yang terletak di Banjar Dinas Celuk Buluh, Desa Kalibukbuk, Kecamatan Buleleng dengan cara gantung diri menggunakan kain berwarna biru.
Luh Yasmini mengaku tidak tahu mengapa anaknya itu nekat bunuh diri, dan tidak ada surat wasiat yang ditinggalkan.
Jenazah Suandana telah diupacarai mekingsan ring geni pada Sabtu (5/2/2022).
Baca juga: Dua Pelaku Persetubuhan Siswi SMP di Gerokgak Buleleng Ditetapkan Tersangka
"Anak saya (almarhum Suandana, red) sebelumnya kerja sebagai tenaga terapis di Irak. Dia pulang dua tahun lalu karena Covid.
Rencananya dia mau berangkat lagi ke Jepang bersama istrinya, sudah bayar sekitar Rp 60 juta. Tapi karena istrinya hamil kembar, mereka batal ke Jepang," jelasnya.
Luh Yasmini pun kini berharap ada uluran tangan para donatur, untuk membantu membiayai perawatan kedua bayi tersebut.
Pasalnya, salah satu dari bayi itu mengalami gangguan pada paru-parunya.
"Saya sudah ke dokter dua kali, katanya ada lendir di paru-parunya. Saat ini sudah ada beberapa donatur yang membantu, ada yang ngasih beberapa susu," katanya.
Sementara Kepala Dusun Lebah Pupuan, I Ketut Armawayasa mengatakan, pihaknya akan membantu kedua bayi tersebut dengan KIS-PBI.
Namun yang menjadi kendala saat ini, bayi tersebut belum diputuskan oleh pihak keluarga akan masuk ke Kartu Keluarga (KK) siapa.
"Kalau bapaknya kan sudah meninggal. Ibunya ini yang belum tau, karena statusnya belum pisah secara hukum. Pihak keluarga masih merundingkan, bayi ini mau dimasukan ke KK nya siapa," pungkasnya.
(Tribun Bali/Ratu Ayu Astri Desiani)