Berita Bangli

Masuk Kintamani Dipungut Rp 25 Ribu untuk WNI dan WNA Rp 50 Ribu, Pemkab Bangli: Ini Amanah Perbup

Penulis: Muhammad Fredey Mercury
Editor: Wema Satya Dinata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas saat memungut retribusi masuk Kintamani. Jumat (18/2/2022)

TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Pungutan retribusi di Daya Tarik Wisata (DTW) wilayah Kintamani kembali ramai diperbincangkan.

Hal ini menyusul viralnya sebuah video yang memperlihatkan tentang kewajiban pembayaran tiket masuk Kintamani untuk wisatawan.

Dalam video yang diunggah di media sosial Instagram tersebut, nampak wisatawan menunjukkan struk pembayaran tiket masuk wilayah Kintamani.

Pada keterangannya ditulis ‘masuk Kintamani kembali bayar’.

Baca juga: VIRAL Video Masuk Kintamani Bangli Kembali Bayar, Begini Penjelasan Kadisparbud

Dalam keterangan juga diungkapkan untuk warga lokal dikenakan biaya sebesar Rp 25 ribu, sementara untuk warga negara asing (WNA) dikenakan biaya Rp 50 ribu.

Dijelaskan, di semua pintu masuk Kintamani kini ada pos.

Saat ditanya, pihak yang menjaga mengungkapkan, kebijakan ini baru kemarin diresmikan kembali.

Video tersebut memancing komentar dari para netizen.

Tak sedikit yang berkomentar sarkas, dengan ikut menerapkan tarif saat melewati wilayahnya.

Ada juga yang mempertanyakan mengapa bisa membayar, padahal itu merupakan jalan umum.

Serta ada pula yang bingung apabila hanya ingin pulang ke tempat asalnya atau hanya melintas.

Menanggapi viralnya video tersebut, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Bangli, I Wayan Sugiarta menjelaskan jika pungutan retribusi ini merupakan amanah dari Peraturan Bupati Bangli No 37 tahun 2019 Tentang Perubahan atas Peraturan Bupati Bangli No. 47 tahun 2014 Tentang Peninjauan Tarif Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga Kabupaten Bangli.

"Sebenarnya dalam dua tahun terakhir yakni 2020 dan 2021, Pemda Bangli sudah melakukan relaksasi dengan menghentikan pungutan karena merebaknya wabah Covid-19.

Namun karena ini merupakan amanah Perbup, maka kita kembali laksanakan pungutan. Karena kita yang akan disalahkan apabila tidak melaksanakan pungutan," jelasnya.

Baca juga: Mulai 17 Februari, DTW Kintamani Akan Terapkan e-Ticketing

Sugiarta juga mengatakan pungutan retribusi ini hanya berlaku untuk orang yang berwisata, bukan orang yang melewati jalur tersebut.

Bagi warga yang hanya melintas ataupun memang berasal dari Kintamani, ia menegaskan tidak dipungut retribusi.

"Memang setiap orang yang hendak lewat akan distop, dan ditanyai apakah akan berwisata atau seperti apa. Kalau yang mau sembahyang, yang hanya lewat, kemudian mau ke rumah sanak saudara di sana yang memang asli wilayah Kintamani, ndak dipungut retribusi. Ini murni kita pungut bagi mereka yang memang berwisata di Kintamani," tegasnya.

Tindak lanjut pasca viralnya video itu, pihaknya akan melaporkan pada Bupati Bangli untuk menyikapi hal tersebut.

"Mungkin besok saya akan sampaikan langsung ke beliau," ucapnya.

Mantan Kadis Perpustakaan dan Kearsipan Daerah itu juga mengatakan jika Bupati Bangli sudah mengusulkan ke Gubernur Bali untuk mengalihkan jalur provinsi ke jalan Bayunggede. Sehingga ada jalur khusus bagi mereka yang hendak melintas saja.

Sebelumnya, bersamaan dengan launching e-tiketing dan logo branding pariwisata Bangli pada 17 Februari lalu, pungutan retribusi telah kembali diberlakukan.

 Terdapat delapan pos pintu masuk wilayah Kintamani yang dijaga oleh petugas pungut. 

Sementara tarif retribusi mengacu pada pada aturan terbaru yakni Perbup Bangli No 37 tahun 2019, besaran retribusi untuk WNA dewasa yakni Rp. 50 ribu, WNA anak-anak Rp. 30 ribu. WNI dewasa Rp. 25 ribu, dan WNI anak-anak Rpm 15 ribu.

Launching Logo Branding Pariwisata Bangli

Sebelumnya diberitakan, Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta melaunching tiket elektronik (e-ticket) di Daya Tarik Wisata (DTW) Kintamani, Kamis (17/2/2022).

Baca juga: Sebanyak 12 Puskesmas di Bangli Berubah Jadi BLUD, Diharapkan Agar Puskesmas Lebih Mandiri

Bersamaan dengan kegiatan itu, di-launching pula logo Branding Pariwisata Kabupaten Bangli.

Kegiatan yang berlangsung di Objek Wisata Penelokan Kintamani ini, dihadiri Wakil Bupati Bangli I Wayan Diar, Anggota Forkopimda Bangli, Sekda Bangli Ida Bagus Gde Giri Putra, Jro Gde Batur Duuran, Kadisparbud Kabupaten Bangli, Ketua Forkom Perbekel Kabupaten Bangli, Pimpinan BNI Wilayah Bali, NTB dan NTT, Pimpinan BNI Cabang Denpasar, Kepala BPD Bali Cabang Bangli dan Perbekel se- Kecamatan Kintamani.

Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta pada kesempatan itu mengungkapkan, pariwisata di Kabupaten Bangli sudah mengalami perkembangan yang sangat baik serta mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekitar dengan multiplier effect-nya.

Kabupaten Bangli memiliki objek wisata yang menarik yang tidak dimiliki daerah lain di Bali bahkan di Indonesia.

Karenanya untuk menunjang peningkatan kualitas destinasi pariwisata di Kabupaten Bangli sebagai bagian yang tak terpisahkan dari pembangunan Kabupaten Bangli menuju Bangli Era Baru, Pemerintah Kabupaten Bangli telah menyiapkan sistem pemungutan retribusi yang mengadopsi kemajuan teknologi dengan menggunakan e-ticketing.

Dalam pelaksanaannya, jelas Sedana Arta, sementara e-ticketing baru dilaksanakan di satu pos saja. Namun dalam beberapa hari kedepan, pihaknya menegaskan sistem ini akan diterapkan di delapan pos tiket masuk wilayah Kintamani.

"Sistem ini diharapkan dapat menjadi solusi yang tepat terhadap masalah retribusi kita di Kabupaten Bangli.

Dengan sistem ini juga diharapkan menjadi awal yang baik dalam meningkatkan citra positif pariwisata Kabupaten Bangli, serta dapat membantu meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Bangli dalam upaya meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Bangli," ucapnya.

Pihaknya menambahkan, salah satu strategi dalam melakukan pemasaran pariwisata Kabupaten Bangli yakni dengan membuat logo dan branding pariwisata.

Bupati asal Desa Sulahan, Kecamatan Susut itu menilai branding suatu destinasi merupakan sesuatu yang digunakan untuk mengembangkan identitas unik dan kepribadian yang berbeda dari semua destinasi yang ada.

Baca juga: Jenazah Nengah Tangsi Warga Tembuku Bangli Ditemukan di Tebing Sedalam 50 Meter 

"Branding dalam suatu destinasi wisata sangat diperlukan untuk menghadapi persaingan di Era Modern ini," jelasnya.

Sementara Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Bangli I Wayan Sugiarta dalam laporannya mengatakan launching e-ticketing dan Logo Branding Pariwisata Kabupaten Bangli bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada wisatawan, serta menciptakan sistem pemungutan yang transparan dan akuntabel.

"Disamping juga untuk memulihkan citra pariwisata Kabupaten Bangli di masa yang akan datang dan dapat meningkatkan kepercayaan wisatawan terhadap Destinasi Pariwisata Kabupaten Bangli," sebutnya.

Mengenai logo tersebut, jelasnya, terdapat kalimat 'The Origin of Bali' yang mengandung makna bahwa Kabupten Bangli yang secara geografis terletak di tengah-tengah Pulau Bali merupakan sarining (pusat) Padmabhuana secara alami dan menjadi representasi Purusha-pradhana sebagai cikal bakal kehidupan.

Gunung Batur merupakan simbol dari Purusha dan Danau Batur merupakan aspek Pradhana. Keduanya bertemu secara alami dan menghasilkan sebuah kehidupan.

Secara langsung menjadi penopang kelangsungan entitas dan menjadi pusat kekuatan Bali.

"Kabupaten Bangli secara historis merupakan asal-usul (origin) peradaban Bali, yang dibuktikan dengan berbagai temuan benda arkeologi dan prasasti peninggalan kerajaan Bali kuno. Kerajaan ini bernama Kerajaan Singamandawa yang didirikan sekitar tahun 804 Ç / 882 M, dan terletak di sekitar kaldera Batur," jelasnya.

Bangli juga memiliki keunikan budaya dengan keberadaan desa-desa Bali kuno (Bali Aga). Misalnya Desa Terunyan dan leluhur Desa Penglipuran yaitu Desa Bayung Gede.

Kabupaten Bangli, imbuh Sugiarta, juga memiliki keunikan dan keindahan bentang alam taman bumi (geopark) Batur yang sudah ditetapkan UNESCO sebagai geopark pertama di Indonesia pada tahun 2012 dan merupakan salah satu geopark terindah di dunia.

"Jadi pengalaman berwisata untuk mengetahui lebih dalam tentang 'keaslian' Bali dapat dinikmati di Kabupaten Bangli. Sehingga Bangli merupakan 'The Origin of Bali'," tandasnya. (*)

Artikel lainnya di Berita Bangli

Berita Terkini