"Bulan Maret 2021, kami mulai kembali panggil anak-anak itu untuk ke panti asuhan. Ada 5 yang memutuskan hidup mandiri, sehingga total ada 35 anak di panti asuhan saat ini," ungkapnya.
Tidak banyak cara bagi para pengelola Panti Asuhan Semara Putra untuk bertahan disaat pandemi.
Mereka harus irit, bahkan untuk urusan mengisi perut.
Baca juga: Serahkan Bantuan dari Kodam IX Udayana, Kodim Klungkung Akan Renovasi Toilet di Panti Asuhan Ini
Anak-anak harus menanam sayur-sayuran dan budidaya ikan untuk penuhi kebutuhan konsumsi sehari-hari.
Dahulu anak-anak yang dapat menikmati daging untuk lauk pauk setiap hari, saat ini hanya dua kali seminggu.
"Kami sebenarnya tidak tega, tapi kondisi yang membuat kami harus irit," kata Sukarya.
Ia tidak menampik, Panti Asuhan Semara Putra juga telah mendapat bantuan kebutuhan pokok dari pemerintah.
Jika diuangkan, bantuan sembako dari pemerintah itu sekitar Rp 3 juta pe rbulan.
Sementara biaya operasional panti asuhan perbulan sekitar Rp 25 sampai Rp 27 juta pe rbulan.
"Kami anggarkan satu anak Rp 1 juta saja susah. Apalagi sekarang anak-anak daring,” jelasnya.
"Kami memang mengutamakan panti asuhan yang anak asuhnya ada penyandang disabilitas,” ujar Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Anak Klungkung, I Gusti Gede Putra Mahajaya.
Di Klungkung, Dinsos mencatat ada empat panti asuhan.
Sementara Panti Asuhan Semara Putra yang tahun ini mendapat bantuan sembako dengan nilai lebih dari Rp 30 juta lebih. (eka mita suputra)
Kumpulan Artikel Klungkung