Berita Denpasar

Proses Melepas Mala, Melasti di Denpasar, Badung, Gianyar, Tabanan, Buleleng

Penulis: Putu Supartika
Editor: Karsiani Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

MELASTI - Ratusan orang dari beberapa desa adat ini terlihat melaksanakan prosesi melasti di Pantai Padanggalak, Kesiman, Denpasar, Senin (28/2) pagi. Prosesi melasti menerapkan protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19.

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Setelah dua kali melaksanakan ngubeng, beberapa desa adat di Kota Denpasar kembali gelar prosesi melasti ke segara.

Beberapa desa adat ini terlihat melaksanakan prosesi melasti di Pantai Padanggalak, Kesiman, Denpasar, Senin (28/2) pagi.

Salah satunya digelar oleh Desa Adat Peraupan, Desa Peguyangan Kangin Denpasar.

Bendesa Adat Peraupan, Made Sudi Mardika mengatakan, melasti kali ini digelar sesuai tradisi yang berjalan sebelum pandemi.

Baca juga: Tempat Isoter di Denpasar Hanya Terisi 10 Bed dari 239 Bed, Dewa Rai: Jika Kosong Kami Tutup

Pratima dan banten atau upakara dibawa ke pantai.

Selain itu, juga diiringi dengan gambelan baleganjur. Hanya saja tidak semua krama yang dilibatkan.

"Kami hanya libatkan 150 orang pada melasti kali ini. Kalau dulu biasanya kami libatkan sampai 400 orang," kata Mardika.

Ia menuturkan di Desa Adat Peraupan memiliki 3 banjar adat.

Terkait rangkaian Nyepi di Desa Adat Peraupan telah dimulai, Minggu (27/2).

Diawali dengan Ida Bhatara lunga ka Pura Bale Agung.

Selanjutnya melasti, dan persiapan untuk tawur 1 Maret dan pada 2 Maret digelar upacara tawur kasanga.

"Karena tidak ngubeng dan melasti seperti biasa, kami tidak ada ritual khusus. Kami jalankan sesuai tradisi yang sudah berlangsung dari dulu," katanya. Ia berharap ke depannya situasi kembali normal dan kegiatan upacara agama kembali normal seperti biasa.

Wali Kota Denpasar, IGN Jaya Negara yang ikut prosesi melasti dari Desa Adat Penatih mengatakan, setelah ngubeng dua kali, beberapa desa adat yang ada di Kota Denpasar memutuskan untuk melasti.

Hal ini sesuai dengan kesepakatan rapat yang digelar Pemkot Denpasar, Desa Adat Denpasar beserta MDA Kota Denpasar.

"Setelah 2 kali ngubeng, kini melasti kembali dan ini keyakinan desa adat bahwa melasti adalah proses melepas mala," katanya.

Halaman
123

Berita Terkini