"Nah setelah minyaknya diambil, kemudian digoreng lagi biar hasilnya jernih dan lebih enak," kata dia.
Peminat minyak tandusan tergolong banyak.
Kadek Mega biasanya menjual ke pasar hingga rumah makan.
Minyak tandusan dijual Rp 20 ribu per botol untuk umum, dan Rp 18 ribu hingga 19 ribu per botol untuk pedagang.
Walaupun banyak peminat, Kadek Mega mengaku tidak bisa memenuhi permintaan pasar.
Hal ini karena cukup sulit mencari kelapa yang sudah tua.
Harga yang ditawarkan padanya juga variatif, mulai Rp 4 ribu hingga Rp 7 ribu per butir.
"Kalau saya biasanya beli dari petani-petani sekitar. Biasanya mereka jual Rp 4 ribu per butir. Selain itu juga keterbatasan tenaga. Karena hanya dikerjakan saya dan istri. Anak ikut membantu, namun saat mereka libur kerja. Oleh sebab itu kami tidak bisa menerima pesanan," ungkapnya.
Memang diakui dengan perbandingan harga jual dan harga bahan baku tersebut, pihaknya tergolong merugi.
Sebab untuk membuat satu botol minyak tandusan ukuran 600 mililiter butuh 5 butir kelapa.
Kendati demikian pasutri asal Banjar Tegal, Kelurahan Bebalang, Bangli itu mengakui seluruh komponen kelapa memiliki nilai jual.
Misalnya, batok kelapa yang masih utuh setengah lingkaran. Kata Kadek Mega, barang ini kerap dicari orang dari Kayubihi, Bangli untuk dijadikan kerajinan.
Harga per batok kelapa dijual Rp 700.
Sementara batok kelapa yang pecah dijual per karung Rp 20 ribu untuk dijadikan arang.
Selain itu sisa parutan kelapa bisa dijual sebagai pakan ternak.
Baca juga: Kisah Haru Bocah 11 Tahun di Ukraina, Sendirian Tempuh Jarak 1.200 Km Demi Cari Selamat
Biasanya dihargai Rp 10 ribu per kresek.
Begitu pun dengan sari ampas minyak tandusan atau dikenal dengan clengis, bisa dijual untuk dijadikan makanan.
Harga per kilonya Rp 20 ribu.
"Dengan seluruh kelapa itu bisa mendapatkan 10 kilo clengis. Dari sinilah kami dapat untung," tandasnya. (m fredey mercury)
Kumpulan Artikel Bangli