TRIBUN BALI.COM, MANGUPURA - Penentuan awal puasa Ramadan 1443 Hijriah dilakukan melalui sidang isbat yang digelar Kementerian Agama (Kemenag), Jumat 1 April 2022 malam.
Untuk pemantauan hilal penentuan awal Ramadan 2022 dilakukan di 101 lokasi di sejumlah wilayah di Indonesia.
Salah satu lokasi pemantauan hilal berada di Bali, tepatnya di Pantai Patra Jasa, Tuban, Kuta, Badung.
"Metode pengamatan untuk awal bulan Ramadan ada dua, hisab dan rukyatul hilal. Kami saat ini menggunakan metode rukyatul hilal dengan melihat posisi bulan menggunakan teropong," ujar ....
Ia menambahkan tugas pokok dan fungsi BMKG Wilayah III Denpasar sebagai pengamatan hilal, atau bulan baru tidak hanya dilakukan saat bulan Ramadan tapi setiap bulan juga mengamati bulan-bulan qomariah.
Dan memang di Pantai Patra Jasa tempatnya karena tidak ada halangan, atau obstacle jadi kalau kita melihatnya di tengah-tengah Kota Denpasar biasanya banyak halangan seperti bangunan atau pohon.
"Jadi memang lebih baik, lebih bagusnya di pantai dan langsung melihat ke ufuk. Kita memakai teropong Vixen alat ini sudah terbukti berapa kali kami juga bisa melihat hilal, memang pada saat ini hilalnya ketinggian masih kecil potensi teramatinya sangat kecil sekali," jelas Koordinator Bidang Observasi BMKG Wilayah III Denpasar, Dwi Hartanto.
Baca juga: Dinas Koperasi Badung Geram Lantaran Sampai Maret Ada 431 Koperasi yang Belum Lakukan RAT
Baca juga: Ribuan Liter Arak Gula di Karangasem Dimusnahkan
Baca juga: BREAKING NEWS: Pemerintah Tetapkan Ramadhan 1443 H Jatuh pada Tanggal 3 April 2022
Ia menambahkan satu hari sebelumnya kami sudah memprediksikan cuaca disini akan berawan dan seperti kita lihat sekarang cuacanya berawan jadi kemungkinan hilal terlihat kecil sekali.
Kepala Bidang Bimas Islam Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Bali, Dr. H. Abu Siri S.Ag, M.Pd.I menambahkan kegiatan seperti ini pasti hasilnya akan ada perbedaan antara rukyatul hilal dengan hisab.
"Marilah perbedaan ini jangan dipakai sebagai ajang untuk membesar-besarkan perbedaan tapi mari kita saling memahami, saling menghormati. Kita kedepankan toleransi beragama," imbuh H. Abu Siri.
Sehingga silahkan jika ada yang akan mulai berpuasa besok hari Sabtu 2 April 2022 karena berkeyakinan seperti itu, tetapi secara yuridis hukum akan ditetapkan dari hasil sidang isbat.
Menurut informasi yang tadi disampaikan oleh BMKG, H. Abu Siri menyampaikan ketinggian hilal sekarang ini masih berada di kisaran satu derajat sehingga kemungkinan untuk bisa dilihat sangat kecil.
Sementara itu Tim Unifikasi Kalender Hijriyah Kemenag, Profesor H. Thomas Djamaluddin mengungkapkan, secara astronomis, posisi hilal di Indonesia pada saat Maghrib 1 April 2022 masih berada di bawah kriteria baru MABIMS (Menteri-menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura) yang ditetapkan pada 2021, sehingga kemungkinan tidak dapat teramati.
"Di Indonesia, posisi hilal awal Ramadan 1443 H terlalu rendah sehingga hilal yang sangat tipis tidak mungkin mengalahkan cahaya syafak (senja), sehingga kemungkinan tidak terlihat," ungkap Thomas.
Kriteria baru MABIMS menetapkan bahwa secara astronomis, hilal dapat teramati jika bulan memiliki ketinggian minimal 3 derajat dan elongasinya minimal 6,4 derajat.