Dan menurutnya di jalur tersebut, calon pelanggannya masih sedikit.
“Calon pelanggannya masih di bawah 10 calon. Mungkin kalau bisa lebih dari 10 orang, biayanya tentu akan lebih sedikit,” kata Arsana.
Kondisi ini pun sangat disayangkan anggota DPRD Denpasar, AA Susruta Ngurah Putra.
Susruta menilai Perumda Air Minum Tirta Sewakadarma membebani calon pelanggan untuk membuat jaringan.
Semestinya, yang membuat jaringan untuk air minum tersebut murni dari Perumda.
Baca juga: Cakupan Vaksinasi PMK di Denpasar Sudah Mencapai 89,91 Persen
Selanjutnya calon pelanggan hanya dibebani biaya untuk sambungan ke rumah saja.
“Sejak awal saya kritisi kinerja Perumda ini. Karena mereka memiliki dana miliaran rupiah yang tersimpan. Semestinya, dana ini digunakan untuk membangun jaringan, sehingga tidak membebani calon pelanggan,” katanya.
Ia pun mengatakan, jika saat ini calon pelanggan dibebankan untuk membuat jaringan, maka nantinya jika ada penambahan pelanggan di jalur itu, maka calon pelanggan baru itu seharusnya juga membayar biaya ke pelanggan sebelumnya.
Hal ini karena jaringan itu dibiayai calon pelanggan yang lebih dulu memesan.
“Jadi aset itu juga menjadi milik pelanggan yang ikut membiayainya,” katanya.
Padahal menurut Susruta, jaringan ini seharusnya merupakan investasi bagi Perumda Air. (*)
Berita lainnya di Berita Denpasar