Berita Bali
Dukung Eco Tourism di Bali, KPKHN Budidayakan 72 Karang Koral Bernilai Ekonomis
Dukung Eco Tourism di Bali, KPKHN budidayakan 72 karang koral bernilai ekonomis.
Penulis: Arini Valentya Chusni | Editor: Putu Kartika Viktriani
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Selain sebagai habitat alam dan ekosistem laut, Karang Koral atau karang hias memiliki nilai ekonomis.
Hal ini disampaikan langsung oleh Agus Joko Suprayitno selaku ketua Kelompok Pembudidaya Karang Hias Nusantara (KPKHN) dalam kesempatan acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) 2023 yang berlangsung di Hotel Swiss Belin Sanur, Senin, 6 Februari 2023.
Agus Joko menyampaikan adapun kegiatan KPKHN selama tahun 2022 yakni restocking karang hias.
"Budidaya lebih berfokus ke karang hias yang bisa diperdagangkan baik ke dalam negeri maupun export ke luar negeri. Tidak hanya nilai ekonomis saja, tetapi kita juga akan mengawal program pemerintah yang mengawal ke arah lingkungan, konservasi. Apalagi kita ada kewajiban untuk restocking dan secara tidak langsung kita dukung eco tourism yang ada di Bali. Kita bekerjasama untuk memberikan support koral bersama asosisasi guide penyelam salah satunya di Pantai Pandawa, dan Amed Karangasem untuk membudidayakan spot diving karang hias,", ujar Joko pada Tribun Bali pada 6 Februari 2023.
KPKHN memiliki semangat juang untuk melindungi pelaku usaha budidaya koral atau karang hias hasil transplantasi yang memiliki Ijin di bidang pengedar dalam negeri dan atau luar negeri.
Selain itu, KPKHN juga memperdayakan masyarakat pesisir dalam rangka proses kegiatan transplantasi berupa kegiatan konservasi yang di programkan oleh pemerintah untuk menjaga kelestarian ekosistem karang hias alam.
"Adapun kegiatan kita yaitu berpartisipasi aktif meningkatkan kesejahteraan pembudidaya koral/karang hias hasil transplantasi dengan tujuan bisa menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat pesisir," tambah Joko.
Jenis Karang Koral di Bali setidaknya ada 320 lebih, sedangkan yang memiliki nilai ekonomis hanya sekitar 72 karang yang memiliki warna bagus.
Dr. R. Agus Budi Santosa, S.Hut dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia menambahkan jenis karang koral terbagi menjadi 3, bintang 1, 2, dan 3 tergantung lamanya hasil panen. Semakin lama panen, nilai jualnya semakin rendah.
Baca juga: Berwisata di Desa Potato Head Seminyak Badung, Usung Konsep Eco Friendly dan Daur Ulang Sampah
"5 persen dari total export harus dikembalikan ke alam, itulah yang dinamakan restoking. Jadi patokannya kita tanam 1 meja bisa capai 100 pcs koral. Pertumbuhan karang koral juga berdasarkan ekosistem air laut. Semakin jernih air laut dan tidak terkontaminasi, misalnya tidak ada aktivitas penyebrangan disana, maka karang koral atau karang hias ini akan cepat tumbuh," tambah Agus.
Nilai jual perjenis untuk karang koral berkisar USD 20 Dolar per pcs. Pasar atau market dari bisnis karang koralpun menuju ke Amerika, Eropa, dan Asia.
"Kita dituntut untuk kreatif, sebagai pembudidaya karang koral / karang hias, kita harus punya ijin edar dalam negeri dan luar negeri. Kita juga lakukan pembinaan ke nelayan seperti yang kita lakukan di Makassar, kita akan ajari menanam karang dan kita jual, sedangkan untuk karang yang tidak laku kita akan kembalikan ke alam sebagai upaya restocking," tutup Agus.
(*)

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.