Untuk menekan angka kematian atau fatalitas akibat DBD, pihaknya mengajak masyarakat untuk sadar dengan memeriksakan ke fasilitas layanan kesehatan jika ada gejala DBD.
“Kami minta masyarakat agar lebih aware dengan kesehatan, khususnya untuk anak, segera periksakan anaknya jika ada gejala yang mengarah ke demam berdarah,” paparnya.
Baca juga: WASPADA! Demam Berdarah di Klungkung Sudah 111 Kasus
Dirinya juga mengatakan, berbagai upaya telah dilakukan untuk menekan kasus seperti larvasida, Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), hingga menurunkan Tim Jumantik termasuk juga fogging.
Namun ia menilai kesadaran masyarakat untuk melakukan PSN di rumah masing-masing hampir tidak ada.
Sehingga ia berharap ada peran aktif masyarakat untuk melakukan PSN di rumah atau di lingkungan masing-masing.
Baca juga: Ketahuilah 3 Perbedaan Gejala Demam Berdarah (DBD) dan Tipes
Selain itu, untuk mengatasi DBD pihaknya juga tengah bekerja sama dengan World Manguito Program dari Australia untuk pengembangan bakteri Wolbachia.
Ia mengatakan Wolbachia penggunaan bakteri ini merupakan terobosan baru dalam menekan kasus DBD di Bali.
Di mana penelitian penggunaan bakteri ini dilakukan oleh Australia dan sudah diterapkan di 15 negara.
Baca juga: Kasus Demam Berdarah di Tabanan Turun Drastis Saat Pandemi, Selama 6 Bulan Hanya Tercatat 9 Kasus
Di Indonesia sendiri, penggunaan bakteri Wolbachia ini sudah diterapkan di Klaten Yogyakarta.