Berita Tabanan
Kasus Demam Berdarah di Tabanan Turun Drastis Saat Pandemi, Selama 6 Bulan Hanya Tercatat 9 Kasus
Masyarakat harus tetap terapkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara rutin dengan cara 3M dan tentunya kebersihan lingkungan rumah
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Wema Satya Dinata
TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Tabanan justru menurun drastis pada tahun 2021 ini jika dibandingkan dengan tahun 2020 lalu.
Meskipun begitu, penyakit endemik di Bali ini harus terus diwaspadai terlebih lagi saat musim hujan tiba.
Masyarakat harus tetap terapkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara rutin dengan cara 3M dan tentunya kebersihan lingkungan rumah.
Menurut data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Tabanan, kasus DBD pada satu semester (6 bulan) di tahun 2021 hanya tercatat sebanyak 9 kasus.
Baca juga: Demam Pada Penderita Tipes Kerap Memuncak Pada Malam Hari? Ini yang Terjadi dalam Tubuh
Rinciannya Januari 0 kasus, februari 3 kasus, Maret 1 kasus, April 0 kasus, Mei 2 kasus, dan Juni 3 kasus.
Sedangkan pada tiga bulan pertama pada tahun 2020 lalu tercatat kasus DBD sebanyak 158 kasus.
Rinciannya Januari terdapat 18 kasus, februari 56 kasus, dan Maret 84 kasus. Dari data tersebut, terlihat penurunannya sangat jauh.
Kepala Dinas Kesehatan Tabanan, dr Nyoman Suratmika menyatakan, kasus DBD tahun ini di Tabanan jauh menurun dibandingkan tahun lalu.
Dari 158 kasus pada tiga bulan pertama tahun lalu, saat ini di enam bulan hanya tercatat 9 kasus saja.
Meskipun menurun, kata dia, bukan berarti masyarakat melonggarkan kewaspadaan terhadap penyakit ini. Karena diprediksi memasuki musim penghujan akan terjadi peningkatan lagi seperti pengalaman sebelumnya.
"Hal yang berkontribusi dalam penurunan kasus DBD ini karena masyarakat menerapkan protokol kesehatan (prokes) untuk mencegah COVID-19. Sehingga, secara tidak langsung kebiasaan tersebut juga menghindari masyarakat dari penyakit yang dikarenakan virus lainnya. Salah satunya DBD," paparnya.
dr Suratmika menjelaskan, DBD sendiri merupakan penyakit karena virus yang sebenarnya bisa sembuh sendiri jika daya tahan tubuh sedang bagus.
Namun jika tidak ditangani dengan baik, akan berdampak pada kematian juga. Sebelumnya juga sempat ditemukan kasus seperti itu (kematian).
"Saat ini masyarakat lebih menjaga kondisi tubuhnya untuk terhindari dari COVID-19. Sehingga rata-rata daya tahan tubuhnya bagus. Hal ini menjadi tameng dari penyakit akibat virus lainnya," kata Suratmika.
Waspadai Peningkatan Kasus di Musim Penghujan
Baca juga: 13 Gejala Covid-19 pada Anak, Mulai dari Batuk, Demam hingga Hilang Nafsu Makan