Setelah itu dilakukan pengecekan ke lokasi. Setibanya di lokasi, WM bersangkutan ditemukan dalam kondisi tersegel kawat berkarat.
Sementara tidak jauh dari itu, ada semacam bak penampungan penuh air bersih yang tertutup seng.
"Untuk penampungan lumayan besar, itu air yang dicuri tidak ada penutupan namun baknya tidak penuh-penuh. Kami tidak mengukur, mengingat kedalaman juga belum tau," jelasnya.
Untuk mengisi bak penampungan, pelaku katanya melakukan penyambungan secara ilegal dari titik saluran sebelum memasuki WM.
Kemudian dari pipa penyambung berukuran 1 1/4 inch itu, diteruskan dengan menggunakan selang menuju bak penampungan yang jaraknya sekitar 10 meter dari WM.
"Di salah satu sudut bak penampungan itu, kami temukan ada outlet atau pipa keluar untuk mobil tangki. Itu menjadi bukti bahwa air curian tersebut secara berkala diambil dengan mobil tangki. Untungnya pipa ini kita temukan, sehingga kita tau ada bak tangki di sana," jelasnya.
Melihat hal itu, pihak PDAM pun tidak heran jika di daerah atas Pecatu itu sering kali terjadi permasalahan suplai air. Mengingat air selalu keluar tanpa ada tekanan.
"Walaupun air kami suplay besar, namun kalau di sana dibuka terus otomatis yang diatas airnya kecil, karena tidak ada tekanan," bebernya.
Disinggung soal kerugian, katanya pada saat ini sedang dilakukan penghitungan. Namun secara kalkulasi kasar diperkirakan ada 800 ribu lebih liter air yang dicuri dalam dua tahun terakhir.
"Kalau belum menghitung, kalau nominal bisa diangka ratusan juta per bulan. Nah, kalikan saja selama 2 tahun terakhir, itulah kerugian kami," ucapnya sembari mengatakan kami hitung 2 tahun karena mulai tahun 2021 itu WM terlihat tidak ada pemakaian.
Suarsa mensinyalir, bahwa itu bukanlah satu-satunya aksi pencurian air bersih di wilayah Kabupaten Badung. Karenanya untuk melakukan penelurusan lebih lanjut, pihaknya berencana segera melakukan pembentukan tim.
“Kami Perumda Air Minum Tirta Mangutama Kabupaten Badung, sangat mengecam perilaku-perilaku semacam ini. Karena ini bukan saja merugikan kami. Melainkan juga masyarakat sekitar yang jadinya tidak mendapatkan suplai air secara optimal," imbuhnya. (*)