Sementara sampai saat ini, petugas pengawas pantai baru ada 5 orang untuk mengawasi semua pantai di Nusa Penida.
Sehingga kurang maksimal dalam mengawasi semua pantai di Nusa Penida.
Sementara seorang pemandu wisata di Nusa Penida, Made Sukarya mengatakan, alasan utama maraknya kecelakaan laut terhadap wisatawan di Pantai Kelingking, karena mereka mengabaikan keselamatannya.
Padahal di beberapa titik di Pantai Klingking sudah dipasang papan peringatan untuk tidak berenang.
"Kejadian dua wisatawan India yang kemarin, terseret arus sampai meninggal dunia ini karena abai dengan keselamatannya.
Pemandu sudah melarang mereka turun ke bawah (Pantai Kelingking), tapi mereka ngotot ke bawah. Padahal ombak sedang besar. Kami selaku pemandu juga waswas. Satu sisi kami bertanggungjawab atas keselamatan tamu, satu sisi wisatawan membandel sepeti itu," keluh Sukarya, Jumat (9/6/2023).
Menurutnya Pemda Klungkung seharusnya mensiagakan petugas khusus, di destinasi pantai yang dianggap berbahaya untuk berenang.
Petugas itu nantinya yang memiliki wewenang, untuk menutup dan melarang wisatawan untuk tidak berenang.
"Kalau hanya tulisan, biasanya tidak diabaikan. Harus ada petugas yang keras melarang mereka. Kalau sering terjadi kecelakaan, tidak bagus juga untuk citra pariwisata di Nusa Penida," jelasnya.
Secara karakteristik, beberapa pantai di Nusa Penida seperti Diamond Beach dan Pantai Kelingking memang sangat berbahaya untuk aktivitas berenang.
Pesisir kedua pantai itu berada di bawah tebing. Sementara di sisi selatannya langsung berhadapan, dengan Samudera Hindia sehingga relatif memiliki ombak yang cukup besar.
Sementara pesisir pantainya sangat sempit dan tidak berupa pesisir panjang, seperti pantai-pantai di Pulau Bali daratan. Karenanya, saat cuaca buruk, pesisir bisa dihantam langsung oleh ombak besar. (*)