TRIBUN-BALI.COM - Panglingsir Puri Agung Klungkung, Ida Dalem Semara Putra, telah mendengar informasi jika pihak Belanda akan memulangkan pusaka keris Klungkung ke Indonesia.
Salah satu pusaka yang akan dipulangkan, diperkirakan merupakan keris peninggalan perang puputan Klungkung pada tahun 1908 silam.
Ida Dalem Semara Putra, berharap keris tersebut bisa dipulangkan ke Kabupaten Klungkung.
Terlebih dikatakan keris itu merupakan benda rampasan ketika terjadi perang puputan (perang habis-habisan) Klungkung pada tahun 1908.
Baca juga: Dipenuhi Material Longsor, Bendung Sidembunut Kanan Bangli Ditutup Sementara!
Baca juga: Dinas Sosial Provinsi Bali Data KK Untuk Salurkan Bantuan Sosial Bencana Alam
Baca juga: Kendaraan DLH Tabanan Sampai Jebol Karena Volume Sampah Bertambah 50 Persen
"Saya sudah dapat informasi jika Belanda akan mengembalikan ratusan benda pusaka ke Indonesia, salah satunya keris dari Klungkung.
Tapi saya belum tahu, apakah nanti keris itu diserahkan ke asalnya di Klungkung atau di mana," ungkap Ida Dalem Semara Putra, saat ditemui di Puri Agung Klungkung, Senin (10/7/2023).
Ia berharap, keris itu dipulangkan oleh Belanda ke asalnya di Kabupaten Klungkung. Jika nanti dipulangkan, dirinya yakin keris itu bisa dirawat dengan baik. Bisa menjadi koleksi di Museum Semarajaya, atupun disungsung sebagai pusaka Puri Klungkung.
"Tentu jika keris itu dipulangkan, akan ada pembicaraan lebih lanjut. Paling penting bagaimana nanti pengamanan dan perawatannya," ungkap Ida Dalem Semara Putra.
Ia mengatakan, jika dari fotonya, keris asal Klungkung yang akan dikembalikan Belanda ke Indonesia itu merupakan pusaka raja.
Hal itu bisa dilihat dari bahan keris yang berlapis emas dan berhiaskan batu permata.
"Kalau raja Ida I Dewa Agung Jambe saat perang puputan Klungkung, menggunakan keris Ardawalika yang saat ini disimpan di Museum Nasional Jakarta," ungkap Ida Dalem Semara Putra.
Keris yang akan dikembalikan Belanda tersebut, memang sepintas mirip dengan keris Ardawalika, yang merupakan senjata Raja Klungkung Ida I Dewa Agung Jambe, saat bertempur habis-habisan menghadapi Belanda pada 28 April 1908.
Keris Ardawalika juga berlapis emas dan berhiaskan batu permata, saat ini disimpan di Museum Nasional Jakarta, dan sempat dipulangkan ke Klungkung pada peringatan 100 tahun Puputan Klungkung pada tahun 2008 silam.
Guna meminjam keris peninggalan kerajaan Klungkung ini, Pemkab Klungkung saat itu harus menaruh uang jaminan mencapai Rp2 miliar.
"Kalau menurut saya benda pusaka itu tidak dirampas, tapi diselamatkan. Jika tidak dibiarkan saat itu, entah di mana sekarang benda-benda pusaka dari perang puputan Klungkung itu," ungkap Ida Dalem Semara Putra.