Ambra Putra menyebutkan, sesuai dengan data yang tercatat di Dinas Kesehatan Jembrana, gigitan HPR di Jembrana tahun 2023 ini sudah sebanyak 3.228 orang.
Dengan jumlah tersebut, VAR yang sudah digunakan 4.976 dosis. Dari jumlah gigitan tersebut, 138 orang terserang atau digigit HPR positif rabies.
"Artinya, setiap satu kasis positif rabies rata-rata bisa menyerang tiga hingga empat orang. Kami harap, masyarakat juga bisa berperan memerangi kasus rabies di Jembrana ini," tandasnya.
Stok VAR cuma Sampai September
STOK Vaksin Anti Rabies (VAR) di Buleleng dikhawatirkan hanya cukup hingga September 2023. Hal ini terjadi lantaran sejak tiga minggu belakangan ini, kasus gigitan anjing masih tinggi.
Ketua Komisi IV DPRD Buleleng, Luh Hesti Ranitasari, Senin (17/7/2023), mengatakan, rabies hingga saat ini masih menjadi momok menakutkan di tengah masyarakat Buleleng. Pasalnya kasus gigitan yang disebabkan oleh Hewan Penular Rabies (HPR) masih tinggi di Buleleng.
"Kalau kasus gigitannya terus melonjak, dikhawatirkan stok VAR hanya cukup sampai September. Jadi saya sarankan Dinkes untuk cari bantuan seperti memohon tambahan VAR ke Pemprov, agar stoknya cukup hingga Desember," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Buleleng, dr Sucipto mengatakan, sejak tiga minggu belakangan ini gigitan anjing rata-rata mencapai 100 kasus per hari. Sementara sisa VAR saat ini tinggal 1.476 vial.
Bila kasus gigitan masih terus melonjak, maka dikhawatirkan stok VAR hanya cukup hingga September.
"Sejak Januari sampai Juli kami sudah menghabiskan kurang lebih 15 ribu vial VAR. Itu pengadaan dari APBD serta bantuan dari Pemprov. Karena estimasi untuk satu kasus gigitan saja bisa menghabiskan empat vial sekarang stoknya tinggal 1,476 vial," jelasnya.
Untuk itu pihaknya pun mengusulkan pengadaan VAR melalui APBD Buleleng, dengan anggaran yang dibutuhkan diperkirakan mencapai miliaran rupiah. Sehingga ketersediaan VAR terjamin hingga akhir 2023.
Sucipto pun menyebut Dinkes Buleleng memang bertugas melakukan penanganan terhadap masyarakat yang terkena gigitan HPR, seperti pemberian VAR mencegah terjadinya kasus kematian akibat rabies.
Namun Sucipto juga berharap masyarakat hingga pemerintah desa ikut berperan untuk mencegah terjadinya kasus gigitan. Seperti disiplin memelihara anjing dengan tidak diliarkan, serta rutin divaksin.
"Kami harap masyarakat juga tidak abai. Yang memiliki anjing agar diikat atau dikandangkan dan rutin divaksin, untuk mencegah terjadinya kasus rabies. Yang memiliki anjing mengikat dan mengandangkan anjingnya, serta rutin divaksinasi," tandasnya. (*)