"Intinya melapor saja dulu, kuta pasti akan tangani sesuai SOP," tegasnya.
Disinggung mengenai stok VAR maupun SAR di Jembrana, Ambara Putra menegaskan ketersediaan dosisnya masih aman hingga akhir tahun 2023 ini.
"Stok VAR maupun SAR masih aman di Jembrana sampai akhir tahun. Namun tentunya kami harap kasus tidak semakin bertambah lagi," harapnya.
Sebelumnya, seekor sapi warga di wilayah Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Jembrana mendadak mati dengan gejala rabies pekan lalu.
Diduga, ternak kaki empat tersebut sebelumnya diserang anjing rabies. Sementara dari hasil cek lan di BBVet Denpasar, sampel otak sapi tersebut juga positif rabies.
Artinya, kasus rabies tidak hanya menular dari hewan penular rabies (HPR) ke HPR saja. Melainkan sapi juga terinfeksi karena serangan HPR. Hingga Juli 2023, Jembrana sudah mencatat dua ekor sapi milik warga terjangkit rabies.
Disisi lain, pemilik sapi yang terjangkit rabies juga diberikan vaksin anti rabies (VAR) sebagai antisipasi dan penanganan penularan kasus positif rabies terhadap manusia di Jembrana
"Sampai saat ini (Juli) sudah ada 52 kasus. Dua kasus terakhir ada seekor sapi warga yang mati dengan gejala rabies," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan Kesmavet Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, I Wayan Widarsa saat dikonfirmasi, Senin 17 Juli 2023.
Dia melanjutkan, dari laporan warga tersebut akhirnya petugas melakukan pengambilan sampel otak untuk diuji di laboratorium BBVet Denpasar. Hasilnya, sampel otak sapi tersebut positif rabies.
"Hasilnya (laboratorium) positif. Tapi tidak ada riwayat menggigit orang," ungkapnya. (*)
Berita lainnya di Rabies di Bali