Berita Jembrana

Warga Diminta Awasi Ternak Dari Serangan HPR Rabies, Pasca Dua Ekor Sapi Positif Rabies di Jembrana 

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi sapi - Warga Diminta Awasi Ternak Dari Serangan HPR Rabies, Pasca Dua Ekor Sapi Positif Rabies di Jembrana 

TRIBUN-BALI.COM, JEMBRANA - Seluruh peternak di Jembrana diminta untuk tetap waspada, namun jangan panik terkait dua ekor sapi yang dinyatakan positif rabies.

Terutama pada kandang ternak yang jaraknya cukup jauh dari pemukiman atau rumah pemiliknya. Karena ternak tersebut masuk dalam ancaman serangan HPR Rabies.

Upaya yang bisa dilakukan untuk menekan ancaman serta kasus adalah membentuk tim dan atutan adat di semua wilayah.

Baca juga: Sapi Warga Mati Mendadak Positif Rabies, Keluarkan Liur Berlebih, Agresif Lalu Mati, Ini Dugaannya!


Untuk menekan kasus positif rabies kembali tinggi, Dinas Kesehatan bersama Dinas Pertanian dan Pangan telah mendorong seluruh desa membentuk tim siaga rabies.

Dalam tim yang terdiri dari petugas medis, perangkat desa hingga tokoh masyarakat ini diharapkan mampu melakukan sosialisasi, edukasi serta penanhanan rabies di wilayahnya masing-masing.


Menurut data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Jembrana, saat ini 18 Desa di gumi makepung telah membentuk tim siaga rabies.

Baca juga: 2 Sapi Positif Rabies di Jembrana, Keluarkan Liur Berlebih, Agresif lalu Mati

Kemudian, ketersediaan atau stok dosis VAR maupun Serum Anti Rabies (SAR) juga masih aman hingga akhir tahun ini. 


"Hasil penyisiran di sekitar lokasi terakhir sapi warga mati positif rabies itu karena serangan HPR positif. Namun, tak ada yang mengetahui kapan diserang," kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, I Wayan Sutama saat dikonfirmasi, Selasa 18 Juli 2023. 


Dengan kasus tersebut, pihaknya berharap warga yang memiliki ternak jauh dari jangkauan atau pengawasan agar lebih waspada.

Baca juga: 10 Anjing di Denpasar Positif Rabies, Terbaru Ditemukan di Kawasan Setra Badung, Vaksin Digencarkan

Hal ini untuk mengantispasi munculnya kasus baru dikemudian hari. 


"Terutama yang kandang ternaknya jauh. Ini harus waspada agar jangan sampai ada serangan HPR rabies," imbaunya. 


Di sisi lain, pihaknya bersama Dinas Kesehatan juga telah bersinergi untuk mendorong seluruh Desa/Kelurahan untuk membentuk Tisira serta Pararem (aturan adat).

Baca juga: Kadiskes Bangli Tegaskan Vaksin Anti Rabies Masih Aman, Walaupun Kasus Tinggi

Fungsinya adalah untuk mengendalikan bahkan menekan angka kasus menuju zero (nol). 


"Kami harap Tisira dan terbitnya Pararem bisa membantu mengendalikan kasus. Dengan adanya tisira di kewenangan kedinasan dan pararem di ranah adat kemungkinan bisa mampu mengendalikannya di masing-masing wilayah (kasus positif rabies)," tandasnya. 


Terpisah, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Dinas Kesehatan Jembrana, dr I Gede Ambara Putra mengakui setiap orang yang sempat kontak langsung agar melaporkan secara detail sehingga bisa dilakukan penanganan yang sesuai.

Baca juga: Kadiskes Bangli Tegaskan Vaksin Anti Rabies Masih Aman, Walaupun Kasus Tinggi

Halaman
12

Berita Terkini