TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pedagang di lantai 3 dan 4 Pasar Badung Denpasar banyak yang menunggak pembayaran iuran biaya operasional.
Hal ini dikarenakan kondisi di lantai 3 dan 4 Pasar Badung Denpasar banyak yang kosong.
Dirut Perumda Pasar Sewakadarma Kota Denpasar, Ida Bagus Kompyang Wiranata mengatakan, semua kios dan los di lantai 3 dan 4 sudah memiliki pemilik.
Baca juga: Uji Coba Parkir Tapping Dimulai di Pasar Badung, 200 Pedagang Diberikan Kartu
Di mana di lantai tersebut merupakan lokasi penjualan pakaian dan perlengkapan upacara.
Namun banyak pedagang yang tidak menempati kios dan los tersebut.
Dengan banyak yang tidak membuka kios dan los miliknya, sekitar 50 persen pedagang di lantai 3 dan 4 nunggak biaya operasional.
Baca juga: 20 Tahun Bergantung Hidup Berjualan Pakaian Bekas di Pasar Badung, Ini Harapan Vira
“Pemiliknya tidak buka, tapi tetap kena biaya sewa. Yang menunggak itu dari lantai 3 dan 4 sekitar 50 persen,” katanya Minggu, 23 Juli 2023.
Bahkan menurutnya, ada pedagang yang menunggak hingga 6 bulan.
Kondisi diakuinya cukup sulit, karena Perumda belum leluasa menerapkan kebijakan akibat aset belum diserahkan.
Baca juga: Polresta Denpasar Bersama Satgas Pangan Cek Harga Sembako di Pasar Badung Jelang Nyepi 2023
Saat ini perumda baru sebatas diberikan tugas sebagai pengelola.
“Semestinya 3 bulan nunggak sudah ditegur. Namun belum kita belum berani karena baru penugasan untuk mengelola,” katanya.
Ia menambahkan, masih banyaknya kios dan los yang kosong di lantai 3 dam 4 karena banyak pedagang yang masih belum pindah kembali dari Pasar Lokitasari.
Baca juga: Harga Beras Terus Naik di Bali, Pedagang Pasar Badung: Rp 5 Ribu Setiap Kenaikan
Selain itu, beberapa juga beralasan sepi pengunjung.
“Padahal jika mau pindah, pasar ini akan lebih ramai, karena terfokus di sini. Sekarang malah mereka harus membayar double,” katanya.
Sementara itu, untuk kios dan los di lantai 1 dan 2 sudah terisi penuh dan berjalan normal.