TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Cobaan berturut-turut dirasakan oleh I Nyoman Sudiarja dan Kd Sri Astini.
Pasalnya pasangan suami yang tinggal di Desa Kerobokan, Kecamatan Sawan, Buleleng ini kehilangan anak ke tiganya, akibat sakit leukimia, gagal jantung hingga lupus.
Setelah kehilangan anak, keduanya juga kini terlilit utang yang jumlahnya mencapai puluhan juta rupiah.
Bahkan mereka tidak mampu membayar biaya sewa ambulans untuk pemulangan jenazah sang anak.
Baca juga: Kisah Balita Gede Baim Derita Cerebral Palsy, Rasakan Kejang Setiap Saat, Ditinggal Ayahnya
I Nyoman Sudiarja hanyalah seorang buruh harian lepas.
Sementara istrinya sempat bekerja di toko bangunan, namun sejak enam bulan belakangan ini terpaksa berhenti bekerja karena harus fokus merawat buah hatinya bernama Ni Komang Fuji Antari.
Bocah berusia empat tahun itu diagnosa gagal jantung, leukimia hingga lupus.
Sehingga harus rutin menjalani perawatan di RS Prof IGNG Ngoerah, Sanglah Denpasar, Bali.
Namun beberapa hari belakangan ini, kondisi kesehatannya semakin menurun.
Hingga bocah malang tersebut meninggal dunia, Senin 31 Juli 2023.
Karena keterbatasan ekonomi, orangtuanya tidak bisa membayar biaya sewa ambulans jenazah.
Mereka pun sempat berencana untuk memulangkan jenazah Antari dengan menggunakan sepeda motor.
Beruntung rencana tersebut batal dilakukan.
Masyarakat yang prihatin dengan kondisi keluarga Sudiarja kemudian bahu membahu memberikan bantuan donasi lewat gerakan 10 ribu mimpi, yang diinisiasi oleh Ary Ulangun.
Dikonfirmasi melalui saluran telepon, Rabu 2 Agustus 2023, Ary Ulangun menjelaskan, selama dirawat di RS Prof Ngoerah, almarhum Antari terdaftar sebagai peserta KIS PBI.