TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Ajang Kompetisi Inovasi Internasional terbesar, Bio Farma x MIT Hacking Medicine menghasilkan talent unggul nasional dan internasional pada bidang bisnis, healthcare, dan teknologi untuk mengembangkan inovasi dalam rangka meningkatkan produktivitas seluruh value chain, baik lini upstream maupun downstream di Bio Farma Group atau Industri Kesehatan secara keseluruhan.
Salah satu mahasiswa yang mengikuti Kompetisi ini yakni Anis Rohmasari (22) seorang Mahasiswi Kedokteran Universitas Padjadjaran mengatakan, ia dan tim nya yang bernama Serva mencoba memberikan inovasi terbaru untuk makanan pasien kanker usai ikuti kemoterapi.
Baca juga: Manfaat Daun Kelor yang Mengagumkan, Turunkan Risiko Kanker hingga Jaga Kesehatan Ginjal
“Karena selama mengikuti kemoterapi biasanya akan diikuti dengan efek samping yang tidak enak, seperti mual dan muntah-muntah. Dan kita suka bingung harus makan apa sih orang yang kemo karena takut interaksi dengan obat,” jelasnya saat acara peluncuran Mediverse, The Medical Universe Super Apps, Minggu 27 Agustus 2023.
Anis dan tim Serva nya mengumpulkan beberapa riset-riset nutrisi, draft dan cancer cell interaction (interaksi sel kanker) untuk dibuatkan formulasi pada penderita kanker agar mereka bisa mengetahui kira-kira makanan apa yang bisa dikonsumsi untuk mengurangi side effect (efek samping) serta dapat membuat lapar sel kanker agar tak mudah tumbuh dan yang terakhir dapat menambah sistem imun pasien.
Baca juga: Di Balik Gol Perdana Dolah, Didedikasikan untuk Ibunya yang Berjuang Melawan Kanker
“Salah satunya contohnya obat kemo kan Hepatotoksik jadi seperti merusak hati. Kita bisa menambahkan zat seperti kurkumin biasanya itu juga diberikan oleh dokter bentuknya suplemen,” imbuh wanita yang berasal dari Yogyakarta ini.
Ke depannya, Anis mengatakan akan bekerjasama dengan dokter gizi agar bisa membuat dietary rekomendasi untuk pasien kanker.
Karena selama ini di poli kemoterapi terlalu banyak pasien dan tidak ada waktu untuk konseling khusus terkait nutrisi itu pasca kemoterapi seperti apa.
Baca juga: Bahas Kanker, Kalbe Global Oncology Summit Dorong Penyediaan Precision & Personalized Medicine
“Kebetulan mama aku sempat kena cancer dan kemo juga jadi suka bingung gitu apalagi kita orang Indonesia suka mengonsumsi herbal medicine (obat) terus bingung gitu boleh tidak sih dikonsumsi jadi berangkat dari situ."
"Untuk konten makananya yang detail masih membutukan riset lebih lanjut yang mendetail dan harus konsultasi dengan gizi klinik dan dokter Onkologi,” paparnya.
Dengan inovasi ini Anis mendapatkan Golden Tiket untuk pergi ke Amerika Serikat dan akan membawa inovasinya terkait kanker. Terlebih penyakit kanker merupakan penyakit dengan penderita terbanyak di dunia.
Baca juga: Khasiat Daun Kelor yang Luar Biasa, Bisa Obati Kanker hingga Sehatkan Jantung Anda
Sementara itu, Direktur Utama Bio Farma Shadiq Akasya mengatakan selama tiga hari terakhir pihaknya telah mengundang 201 peserta untuk menghadirkan inovasi terbaru dibidang kesehatan.
Diharapkan peserta dapat memberikan alternatif solusi dari hal-hal teknis dan juga membuat beberapa refrensi dibidang kesehatan tersebut.
“Semoga tidak berhenti di sini dan bisa men-create kerja sama dengan lembaga pendidikan secara global dan membuat lembaga pendidikan dalam negeri yang bisa dioptimalkan,” kata, Shadiq.
Baca juga: Menangkal Radikal Bebas Hingga Mengurangi Resiko Kanker, Simak Manfaat Lain Kacang Panjang di Sini
Sedangkan, Tedi Bharata sebagai Deputi Bidang Manajemen Sumber Daya Manusia, Teknologi, dan Informasi Kementerian BUMN mengatakan dengan adanya acara ini dapat menutup inovence gap yang ada di BUMN. Terlebih sebanyak 201 peserta selama empat hari berdiskusi memecahkan persoalan yang ada.
“Kami dari kementerian BUMN mengucapkan apresiasi inisiatif sangat bagus sekali sejalan dengan menteri BUMN Erick Thohir meningkatkan digitalisasi semua sektor. Apakag health care ekonomi semua bidang yang lain,” tutupnya. (*)