Selain HIV/AIDS, Cacar Api juga Rentan Serang Penderita Diabetes
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Herpes Zoster atau yang biasa dikenal di masyarakat Indonesia dengan Cacar Api atau Cacar Ular, adalah penyakit umum yang dapat menyerang individu yang sebelumnya pernah menderita Cacar Air.
Lebih dari 90 persen orang dewasa memiliki Virus Varicella Zoster (VZV) yang dorman di sistem saraf dan menunggu untuk tereaktivasi kembali seiring bertambahnya usia dan membuat 1 dari 3 individu berisiko mengalami Herpes Zoster selama hidup mereka.
Baca juga: ATENSI Cacar Monyet! Dinkes Badung Siapkan Ruang Isolasi Kasus Mpox
Herpes Zoster menyebabkan ruam melepuh yang sangat menyakitkan, luka dapat mengering dalam waktu 10-15 hari dan hilang dalam waktu 2 sampai 4 minggu.
Ruam Herpes Zoster umumnya muncul di satu sisi tubuh atau wajah.
Sebelum ruam muncul, pasien akan merasakan nyeri, gatal, kesemutan atau mati rasa di area di mana ruam akan bermunculan.
Baca juga: Badung Mulai Antisipasi Penyebaran Virus Cacar Monyet, Minta Masyarakat Jangan Panik
Komplikasi yang sering terjadi dari Herpes Zoster adalah Neuralgia Pasca-Herpes (NPH) yang merupakan nyeri saraf jangka panjang yang dapat berlangsung berbulan-bulan atau kadang dapat bertahan selama beberapa tahun.
Komplikasi ini terjadi pada 5-30 persen dari semua kasus Herpes Zoster tergantung pada usia individu.
Rasa sakit dari Herpes Zoster sering digambarkan oleh pasien seperti rasa sakit yang mendalam, membakar, menusuk, atau nyeri.
Baca juga: Lika-Liku Perjalanan Desak Rita Jadi Atlet Panjat Tebing, Kena Cacar Air Saat Asian Games
Bahkan, banyak pasien juga melaporkan bahwa rasa sakitnya bisa melebihi rasa nyeri persalinan.
Namun, selain NPH, Herpes Zoster juga bisa menyebabkan kehilangan penglihatan apabila terjadi di sekitar area mata, ruam dapat terinfeksi dengan bakteri dan pada kasus yang jarang ditemukan juga dapat menyebabkan infeksi paru (pneumonia), gangguan pendengaran, peradangan otak (encephalitis), dan kematian.
Selain itu, Herpes Zoster dan komplikasinya telah terbukti berdampak buruk pada kualitas hidup dan kehidupan sehari-hari.
Beberapa pasien, terutama pasien yang berusia lebih tua, kehilangan kemandirian mereka dan membutuhkan bantuan dari keluarga atau pengasuh berbayar.
Baca juga: Antisipasi Cacar Monyet, Dinkes Denpasar Minta Masyarakat Terapkan Prokes & Hindari Kontak Langsung
Aktivitas pasien yang paling terpengaruh adalah tidur dan aktivitas sosial.
Umumnya, pasien dapat memastikan bahwa ruam tetap bersih dan kering untuk mengurangi risiko infeksi.