TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA – Pemerintah Kabupaten Badung saat ini menjadi harapan besar para peternak babi untuk membantu di tengah harga babi yang sangat merosot.
Bahkan Gabungan Usaha Peternakan Babi Indonesia (GUPBI) Bali meminta Kabupaten Badung melaksanakan kegiatan mepatung massal dengan membeli babi dari peternak yang ada di Gumi Keris.
Kegiatan mepatung massal itu pun disebut-sebut bisa membantu peternak, dengan membeli di atas harga pasaran saat ini atau senilai pokok produksi.
Untuk diketahui minimal harga babi saat ini Rp 40 ribu/kg agar peternak kembali modal.
Baca juga: Harga Babi Hidup Merosot Tajam, GUPBI Sebut Sampai Rp 27 Ribu Perkilo
Usulan kegiatan mepatung massal itu pun langsung disampaikan Ketua GUPBI Bali I Ketut Hari Suyasa kepada Pemerintah Kabupaten Badung melalui Sekda Badung I Wayan Adi Arnawa pada Senin 2 Oktober 2023 kemarin.
Suyasa mengakui jika pihaknya ingin Badung kembali membantu para peternak dengan membeli babi mereka.
“Kami sangat berharap pemerintah bisa membantu masyarakat khususnya peternak di Badung agar tidak merugi saat ini. Sehingga kita mengusulkan Badung melaksanakan kegiatan mepatung massal,” ujarnya saat dikonfirmasi Selasa 3 Oktober 2023.
Suyasa mengusulkan Pemkab Badung membeli babi warganya dengan harga Rp 40 ribu/kg.
Semua itu nantinya diberikan kepada pegawai yang ada di Badung dengan membeli minimal 5 kg.
“Jika kita asumsikan di Badung ada 10 ribu pegawai, maka babi yang dibutuhkan sebanyak 50 ton. Sehingga babi yang dibutuhkan hampir 700 ekor. Dalam hal ini GUPBI tidak berpikiran bisnis, namun untuk membantu para peternak,” akunya.
Jika dilaksanakan, maka harga beli itu yakni ditambah harga potong Rp 3 ribu/kg.
Sehingga masyarakat bisa kembali modal di tengah harga babi yang merosot tajam.
“Hitungannya jika babi 100 kg, maka harganya Rp 4 juta, ditambah dengan harga potong Rp 300 ribu/ekor. Selain itu penyusutan 15 persen, sehingga diperkirakan harga babi Rp 52 ribu/kg. Harga inilah yang dijual untuk membantu rakyat,” tegasnya lagi.
Pihaknya mengaku, kegiatan itu bisa langsung diawasi oleh masyarakat, untuk memastikan bahwa babi yang dipotong adalah babi masyarakat Badung atau peternak Badung.
“Jadi bila Badung mau melaksanakan, yang mengeksekusi kita harapkan masyarakat, namun bisa masyarakat tidak mau baru kita libatkan pemotongan hewan,” ucapnya sembari mengatakan ini yang kita harapkan, karena Badung saat ini kan pendapatannya besar.