Berita Klungkung

Warga Lepang Klungkung Menolak Pembangunan TPS3R, Mereka Masih Buang Sampah di Aliran Sungai

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

SAMPAH MENUMPUK - Warga membuang sampah di aliran sungai di Dusun Lepang, Desa Takmung, Klungkung, Minggu (29/10). Rencana aparat desa membuat tempat pengolahan sampah ditolak warga dengan alasan Dusun Lepang adalah wilayah pariwisata.

TRIBUN-BALI.COM - Sampah menumpuk memenuhi aliran Sungai Kulkul di Dusun Lepang, Desa Takmung, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, Senin (30/10). Warga masih membuang sampah di aliran sungai karena belum adanya titik temu terkait rencana pembangunan TPS3R di Dusun Lepang.

Perbekel Desa Takmung, I Nyoman Mudita menjelaskan, permasalahan sampah di Dusun Lepang belum ada solusi. Warga masih membuang sampahnya di aliran Sungai Kulkul, yang lokasinya tidak jauh dari Pura Batu Lepang.

Padahal beberapa waktu lalu, sampah yang menumpuk di aliran sungai kulkul ini sudah kebakaran. "Tentu saya waswas kalau tumpukah sampah ini kembali kebakaran. Saya dari dulu berupaya agar TP3R bisa dibangun di Dusun Lepang, tapi warga belum sepakat," jelas Mudita.

Kata dia, beberapa kali pihaknya rapat dengan desa adat dan masyarakat terkait rencana pembangunan TPS3R. Namun masyarakat tidak setuju. Saat mereka tak setuju, sampah malah dibuang di aliran sungai.

Kata Mudita, pembangunan TPS3R Desa Takmung saat ini paling memungkinkan dibangun di Dusun Lepang, karena ada beberapa aset Pemerintah Provinsi Bali yang memiliki akses jalan. "Masyarakat kami sebenarnya suka melihat bersih, cuma tidak suka diajak bersih-bersih," ujar Mudita.

 

Baca juga: Ratusan Hektar Jambu Mente dan Mangga di Ban Karangasem Gagal Panen

Baca juga: Pelaku Perburuan Liar di TNBB Diduga Sudah Tiga Kali Beraksi, Simak Beritanya!

SAMPAH MENUMPUK - Warga membuang sampah di aliran sungai di Dusun Lepang, Desa Takmung, Klungkung, Minggu (29/10). Rencana aparat desa membuat tempat pengolahan sampah ditolak warga dengan alasan Dusun Lepang adalah wilayah pariwisata. (Tribun Bali/Eka Mita Suputra)

 

Jika dilihat dari hal-hal penting, sebenarnya sudah tidak ada masalah untuk pembangunan TPS3R di Dusun Lepang. Lahan provinsi sudah tersedia. Sementara pihak desa juga setiap tahun sudah mengalokasikan anggaran untuk mendirikan TPS3R.

"Tanah Pemprov yang dekat akses jalan hanya di Lepang saja. Padahal rencana pembangunan TPS3R sudah sangat jauh dari pemukiman warga. Tapi warga tetap beralasan kalau Dusun Lepang ini kawasan pariwisata karena ada hotel. Padahal sudah dijelaskan oleh camat, kalau kawasan pariwisata juga sangat butuh TPS3R untuk kelola sampah," ungkap Mudita.

Saat ini, Mudita melihat kekhawatiran warga terutama rumahnya yang berada di dekat lokasi pembuangan sampah. Apalagi tempat pembuangan sampah sempat terbakar dan asap sampai masuk ke rumah-rumah warga.

"Kembali lagi, tempat (lahan TPS3R) sudah ada, selaku penanggung jawab perbekel. Pendanaan sudah ada, berarti masyarakat yang belum mengerti. Demen nepuk bersih tapi sing demen ajak ngae bersih (suka melihat bersih tapi tidak mau diajak membuat bersih)," jelas Mudita. (mit)


Kekecewaan Perbekel

Perbekel Desa Takmung, I Nyoman Mudita merasa kecewa karena program pemerintah untuk pengelolaan sampah belum berjalan di wilayahnya. Di sisi lain, masyarakatnya juga melanggar ketentuan karena membuang sampah di sungai, jurang, atau laut. "Seharusnya kan tidak boleh buang sampah ke sungai, tapi seperti itu kenyataannya," ungkap Mudita

Sebelumnya prajuru Patengen Desa Adat Lepang, Nyoman Sulendra menyatakan dirinya sedang mengusahakan agar warga bisa mewujudkan pembangunan TPS3R. Sulendra tidak menampik sebelumnya sudah pernah ada sosialisasi tapi saat itu tanggapan masyarakat belum ada kata sepakat. (mit)



Berita Terkini