TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Hujan dengan intensitas sedang hingga deras mulai terjadi di Kabupaten Jembrana sejak Selasa 14 November 2023 dinihari.
Hal ini menjadi pertanda musim hujan telah dimulai. BMKG menyebutkan hujan yang terjadi beberapa hari belakangan ini di Bali menjadi awal musim hujan meskipun intensitasnya belum merata.
Namun sebagian wilayah sudah mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga deras.
Bahkan, hujan deras yang terjadi Rabu 15 November 2023 pagi juga mengakibatkan salah satu saluran irigasi meluber karena tersumbat sampah.
Baca juga: Pungutan Retribusi ke Nusa Penida Rentan Bocor, Dispar Cari Pola Untuk Pungutan Secara Digital
Disisi lain, volume air sungai juga terpantau meningkat dan berwarna keruh.
Namun begitu, masyarakat diminta waspada dengan ancaman bencana yang terjadi selama musim hujan.
Banjir dan tanah longsor menjadi ancaman tertinggi di Jembrana. Terlebih lagi, pada Oktober 2022 tahun lalu terjadi banjir bandang di Sungai Bilukpoh.
Sesuai data yang diperoleh dari BPBD Jembrana, sedikitnya ada 12 Desa/Kelurahan di tiga Kecamatan yang berpotensi terjadi banjir.
Kemudian ada 9 Desa/Kelurahan di empat kecamatan yang berpotensi mengalami bencana tanah longsor.
Baca juga: Denpasar Gencarkan Promosi Wisata Kawasan Sanur untuk Gaet Turis Australia
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Jembrana, I Nyoman Winata menjelaskan, sesuai hasil pendataan di lapangan, ada sejumlah wilayah yang memang memiliki potensi berbeda sesuai klasifikasinya.
Potensi tertinggi ada bencana banjir dan tanah longsor.
Menurutnya, dua jenis bencana alam tersebut sangat rentan terjadi di musim hujan belakangan ini.
Banyak faktor yang mempengaruhi seperti serapan air yang sudah mulai tak maksimal dan saluran air yang tersumbat sampah kemudian meluber.
"Jadi langkah antisipasi yang bisa dilakukan adalah dengan gotong royong melakukan bersih-bersih saluran air,”
“Apalagi hujan tadi sudah menimbulkan air meluber di wilayah Dauhwaru," ungkap Nyoman Winata saat dikonfirmasi, Rabu 15 November 2023.