Disinggung mengenai wilayah berpotensi banjir dan tanah longsor, Winata menyebutkan ada 12 desa berpotensi banjir dan 9 desa berpotensi tanah longsor.
Potensi banjir ada di wilayah yang memang langganan banjir setiap musim penghujan tiba. Kemudian potensi longsor lebih dominan terjadi di wilayah bagian utara.
Baca juga: Desa-desa di Gianyar Anggarkan Studi Komparatif, PMD: Kami Hanya Sebatas Mengeluarkan Juknis
"Termasuk juga Sungai Bilukpoh masuk dalam pendataan. Namun, biasanya bencana alam yang disebabkan melubernya air sungai bilukpoh terjadi secara periodik. Namun masyarakat harus tetap waspada," tandasnya.
Siapkan Alat Penanganan Bencana Alam
Sebelumnya, Pelaksana Tugas Kepala BPBD Jembrana, I Putu Agus Artana Putra menyebutkan, secara umum pihak desa/kelurahan belum memiliki alat penanganan awal.
Meskipun begitu, pihaknya siap siaga melakukan penanganan. Bahkan, sejumlah alat secara rutin dilakukan perawatan.
"Khusus antisipasi banjir kita sudah siapkan mesin penyedot air. Kita punya 8 unit baik biasa, sedang maupun besar. Kemudian rubber boat juga ada 4 unit, tiga fiber dan satu unit karet (biasanya untuk di laut)," sebutnya.