TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Netizen Bali dihebohkan dengan video banyak lalat yang hinggap pada beberapa tempat di Bangli.
Bahkan lalat-lalat ini juga banyak hinggap di sepeda motor hingga di pakaian yang sedang dijemur oleh warga.
Apa yang membuat lalat sebegitu banyaknya muncul ?
I Putu Sudiarta Dosen Fakultas Pertanian Universitas Udayana (Unud) menjelaskan hal tersebut.
Baca juga: Ibu Kajari Tabanan Turun Gunung Hadapi Jero Dasaran Alit di Pengadilan, Gadis Buleleng Pun Siap
Sudiarta mengatakan kalau dari segi ilmiah, siklus hidup dari lalat yakni metamorfosis sempurna.
Mulai dari telur kemudian menjadi larva kemudian baru menjadi serangga dewasa.
"Kemudian lalat tersebut hidup sesuai dengan habitatnya perkembangannya,” paparnya.
Menurutnya tumbuhnya habitat lalat di Bangli sangat pas dengan lingkungan dan sumber hidup yang pas juga untuk lalat sehingga itulah yang menimbulkan habitat lalat.
Baca juga: Dering Telepon Ungkap Jenazah di Jalan Ciung Wanara Kediri Tabanan, Ini Awal Kecurigaan
Ia juga mengatakan di Bedugul, Pancasari Tabanan juga sudah banyak habitat lalat saat ini namun tidak sebanyak di Kintamani.
Saat ini yang harus dikendalikan para petani bagaimana agar larva di kotoran ayam itu mati.
Pendekatan dapat dilakukan secara kimia karena kalau secara ilmiah akan lambat.
“Matikan dulu larvanya pasti akan menurunkan jumlah lalatnya. Jadi kalau ekstrim kan jangan bawa kotoran ayam ke sana. Tapi kan itu kepentingan petani juga, jadi nanti petaninya yang repot. Karena itu untuk jangka pendek memang harus yang ada di lapangan itu harus dikendalikan,” kata dia.
“Makanya perlu pemikiran ilmiah harus diteliti itu bagaimana caranya ke depan meminimalisir jumlah larva itu di kotoran ayam itu. Nah makanya jangan yang mentah dikirim, jadi komposting dulu di tempatnya yang beli biar enggak bau dan sudah jadi kotoran ayam yang bagus itu baru bawa ke Kintamani. Itu mungkin jalan ke depannya kalau kita instan memecahkan sekarang caranya mungkin kimia,“ tutupnya. (*)