Ia baru diketahui meninggal dunia pada pukul 07.00 Wita oleh keponakannya di kediamannya di Denpasar.
Sehari sebelumnya, Cok Sawitri diketahui masih sehat dan melakukan perjalanan dari Budakeling ke Denpasar seusai latihan sebuah garapan.
Sahabat yang kerap diajak berdiskusi, I Wayan Redika menuturkan, Cok Sawitri kini tengah konsen untuk sebuah proyek bersama Sanggar Maha Bajra Sandhi berupa garapan Gambuh Sutasoma.
“Yang saya tahu pasca ibunya meninggal sebulan lalu, Cok terjun untuk satu proyeknya Dayu Ani berupa Gambuh Sutasoma di Budakeling, dan Cok jadi salah satu koordinaror proyek,” kata Wayan Redika.
Baca juga: Sosok Cok Sawitri Semasa Hidup, Bergelut dengan Teater dan Berkesenian Sejak Kecil
Menurutnya, Rabu kemarin seusai latihan Cok Sawitri datang ke Denpasar dari Budakeling.
Dan Kamis pagi, karena sampai pukul 07.00 tak bangun, keponakannya mencoba membangunkannya. Saat dibangunkan, Cok Sawitri pun sudah tak bernapas.
Menurut Redika, Cok Sawitri merupakan teman ngobrol dan berdiskusi berbagai hal dan dikenal cakap.
“Saya cukup intens berdiskusi dengan Cok, dan memang suka bergurau, bercanda juga,” katanya.
Dan selama itu juga, Cok Sawitri tak pernah mengeluhkan tentang sakit.
Bahkan dua hari sebelumnya, Wayan Redika pun sempat video call dengan Cok Sawitri dan berdiskusi seperti sebelum-sebelumnya.
“Saya sampai saat ini masih belum percaya dengan kepergiannya, tapi kembali ini adalah kehendak Tuhan,” tuturnya. Redika juga mengatakan, dirinya bertatap muka langsung terakhir dengan Cok Sawitri sekitar sebulan lalu. (*)