TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Buntut kasus pencurian pratima di salah satu pura di Buleleng, kepolisian Buleleng langsung membentuk tim khusus untuk penyidikan.
Kepolisian Buleleng tak hanya membentuk tim khusus untuk membentuk tim khusus untuk mencari pelaku, namun juga untuk mempelajari motif pelaku.
Sampai saat ini, masih belum ditemukan siapa yang mungkin melakukan pencurian pratima tersebut.
Namun, pihak kepolisian hingga perangkat desa melakukan sosialisasi untuk memperketat pengaman pada pratima pura agar kejadian sama tidak berulang kembali.
Baca juga: Berwisata Saat Libur Lebaran, Polda Bali Imbau Cek Rute Tujuan Wisata Agar Tidak Terjebak Kemacetan
Penyiapan tim khusus ini diungkapkan langsung oleh Kapolres Buleleng, AKBP Ida Bagus Widwan Sutadi.
Dikonfirmasi Selasa 9 April 2024, AKBP Widwan menyebut, pihaknya telah membahas maraknya kasus pencurian pratima ini bersama seluruh kapolsek serta anggota tim Goak Poleng, yang terdiri dari satuan reserse, intel dan samapta.
Kasus tersebut akan menjadi prioritas utama untuk ditindaklanjuti.
"Kami sudah buat tim, untuk mencari pelakunya, termasuk mempelajari motifnya" terangnya.
Ditambahkan AKBP Widwan, pratima yang tersimpan di areal pura memang menjadi sasaran empuk maling, lantaran terbuat dari bahan yang bernilai tinggi, seperti emas dan uang bolong.
Terlebih pengamanan di areal pura cukup rendah sehingga membuat pencuri bertindak dengan mudah.
Baca juga: Imigrasi Ngurah Rai Deportasi Seorang WNA India yang Selesai Jalani Pidana
"Sehingga ini memancing pelaku untuk mencuri. Kalau melihat target yang dicuri bisa saja pelakunya sama,”
“Nanti setelah pelakunya berhasil kami tangkap, baru bisa dijelaskan apakah dari sekian TKP, pelakunya sama atau beda-beda," jelasnya.
AKBP Widwan pun mengimbau kepada masyarakat dan pengurus pura untuk waspada. Tempat penyimpanan pratima agar dipastikan terkunci.
"Sebaiknya dibuatkan pengamanan khusus terkait pratima ini. Entah diletakan dalam pura, atau dibuatkan tempat khusus yang lebih aman," katanya.
Sementara Kelian Banjar Tegal, Desa Adat Buleleng, Ketut Hartawan telah mengeluarkan beberapa imbauan pasca terjadinya kasus pencurian pratima di Pura Mas Penyeti.
Baca juga: Polres Karangasem Kerahkan Ratusan Personil Untuk Pengamanan Hari Lebaran
Himbauan itu ditujukan kepada prajuru dan krama adat Banjar Tegal, serta kelian pura, dadia dan merajan.
Himbauan pertama, Hartawan meminta seluruh masyarakat agar memperhatikan lampu penerangan serta memasang CCTV di areal pura kawitan dan merajannya masing-masing.
Kedua, menyimpan pratima di tempat yang aman, dan menggunakan terali besi dan dikunci.
Ketiga, melaksanakan ronda secara bergiliran, serta waspada terhadap orang yang tidak dikenal (OTK) yang keluar-masuk di rumah warga.
Seperti diketahui, sejak Maret 2024 ini tercatat sudah ada beberapa kasus pencurian pratima yang terjadi di Buleleng.
Kasus pertama terjadi di Pura Dadia Dwi Jendra, Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada dimana pelaku mencuri pratima lanang-istri yang terbuat dari pis bolong.
Kedua terjadi di merajan milik salah satu warga di Kelurahan Banjar Jawa, Kecamatan Buleleng, dimana pelaku mencuri sepasang pratima yang terbuat dari bahan emas.
Pelaku juga mencuri satu balai bagia yang moncongnya juga terbuat dari emas, hingga menimbulkan kerugian senilai Rp20 juta.
Kasus terakhir terjadi di Pura Mas Penyeti, Kelurahan Banjar Tegal, Kecamatan Buleleng.
Pelaku mencuri lima pratima lanang-istri yang terbuat dari bahan uang bolong serta emas.
Selain itu dua buah bokor berbahan selaka, serta satu kris pejenengan juga dilaporkan hilang, hingga menimbulkan kerugian mencapai Rp 100 juta. (*)