Kini Sukrawan menyerahkan sepenuhnya kepada DPP PDIP untuk menentukan siapa sekiranya kader yang pantas untuk maju dalam Pilkada Buleleng.
"Itu kan tergantung situasi dan kondisi. Ini kan baru permulaan. Kita sadari bahwa penjaringan ini ada di tingkat kabupaten/kota termasuk provinsi. Tetapi gong terakhirnya itu ada di Ketua Umum Partai dan Sekjen untuk memberikan rekomendasi," jelasnya.
Sukrawan pun tidak menampik ia telah mendaftar sebagai bakal calon bupati Buleleng di beberapa partai.
Namun hal itu ia tegaskan bukan untuk main-main.
Pendaftaran yang ia lakukan serius, mengingat ketiga partai itu terbuka untuk seluruh masyarakat yang ingin mendaftarkan diri sebagai bakal calon bupati dan wakil bupati Buleleng.
"Kalau sudah mendaftar tidak ada kata main-main, itu ciri orang yang serius. Yang penting kita berikhtiar di sini, berkomunikasi dengan semua Parpol, komunikasi dengan Bacalon agar bisa memperlihatkan bahwa di Buleleng ada kader partai dan non-kader yang siap menyongsong pesta demokrasi Pilkada," terangnya.
Disinggung terkait kehadiran AA Wiranata dan Sundayana dalam pendaftarannya di PDIP ini, Sukrawan menegaskan, hal tersebut sebagai sebuah keakuran, mengingat keduanya merupakan tokoh Buleleng.
"Bila perlu siapa yang mendaftar kita antar ramai-ramai, karena ini tidak hanya sebuah pertarungan tetapi persaingan cari panggung untuk sejahterakan masyarakat," pungkasnya.
Baca juga: Geliat Pilkada Bali 2024: Gus Par & Sumardi Daftar ke NasDem, Sundayana Mundur dari PDIP Buleleng
Tujuh Kader Mendaftar
Sekretaris DPC PDIP Buleleng Gede Supriatna menjelaskan, pada prinsipnya partai berlogo banteng itu memang membuka pendaftaran untuk calon kepala daerah, baik untuk internal dan eksternal partai.
Pendaftaran ditutup pada Jumat (10/5) hingga pukul 17.00 Wita.
Selain Sukrawan, tercatat ada enam kader PDIP dari hasil penjaringan di internal partai yang telah melakukan pendaftaran.
Di antaranya I Nyoman Sutjidra, Ketut Putra Sedana, Ketut Rochineng, Gede Supriatna, Ketut Ngurah Arya dan Wayan Masdana.
Yang di luar penjaringan ada Nyoman Arya Astawa atau yang akrab disapa Mang Dauh yang mendaftarkan diri sebagai bakal calon wakil bupati Buleleng.
Setelah pendaftaran ditutup, nama-nama tersebut akan serahkan ke DPD PDIP Bali untuk dikaji, lalu diproses oleh DPP PDIP untuk dikeluarkan rekomendasi siapa yang akan dicalonkan pada Pilkada Buleleng.
"Ada tiga kader lagi yang tidak mendaftar, yakni I Gusti Ayu Aries Sujati, Kadek Setiawan dan Ni Kadek Turkini. Tidak jadi masalah, karena nama mereka kan hanya sekadar usulan. Kalau tidak daftar berarti tidak ingin menindaklanjuti usulan dari DPC dan PAC," jelasnya.
Terkait Sukrawan yang juga melakukan pendaftaran di beberapa partai lainnya, Supriatna menegaskan, itu menjadi haknya, tidak ada instruksi dari PDIP untuk melakukan penolakan.
Bagaimana jika Sukrawan memohon untuk kembali menjadi anggota PDIP?
Pria yang juga sebagai Ketua DPRD Buleleng tersebut menyebut, hal tersebut dapat diputuskan melalui kongres. (tribun bali/rtu)