Kabid Damkar dan Penyelamatan, Satpol PP Jembrana, I Kadek Rita Budhi Atmaja menjelaskan, rata-rata peristiwa kebakaran di Kabupaten Jembrana lebih banyak terjadi pada bangunan serta lahan. Di sisi lain juga ada kebakaran yang terjadi pada sepeda motor, panel listrik, hingga regulator gas LPG.
“Sebagian besar kita tangani. Namun ada juga sebagian yang ditangani masyarakat seperti dengan menggunakan alat pemadam kebakaran (APAR) pada regulator misalnya,” jelasnya.
Pemberian materi dan sosialisasi penggunaan alat pemadam kebakaran (APAR) menjadi sangat penting di masyarakat. Ketika masyarakat paham dengan penggunaan alat tersebut tentunya akan bisa meminimalisir peristiwa kebakaran.
Masyarakat juga diimbau untuk tetap waspada dan hati-hati saat menggunakan berbagai bahan yang berpotensi menimbulkan kebakaran.
“Misalnya penggunaan dupa saat sembahyang. Jika sembahyang di rumah agar tidak ditinggalkan begitu saja. Sebaiknya, pastikan api dupa di rumah agar tidak menyala saat ditinggalkan dalam keadaan kosong,” tegasnya.
Selain itu, kata dia, musim kemarau disertai angin kencang belakangan ini berpotensi menimbulkan kebakaran khususnya pada lahan kering.
Masyarakat diharapkan tidak sembarangan saat membakar sampah atau lainnya di lahan yang rentan terbakar. “Dan ini penting, ketika membakar sampah misalnya, pastikan meninggalkannya dalam keadaan mati.
Karena di kondisi saat ini potensi kebakaran lahan sangat tinggi, mengingat musim kemarau disertai angin,” imbaunya. (mpa)