Berita Denpasar

Teba Modern Mulai Diterapkan di Denpasar, Atasi Masalah Sampah Organik, Akan Tersebar di 200 Titik

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pelaksanaan peluncuran teba modern di Denpasar - Teba Modern Mulai Diterapkan di Denpasar, Atasi Masalah Sampah Organik, Akan Tersebar di 200 Titik

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Teba modern mulai diluncurkan di Denpasar, Bali.

Peluncuran dilakukan oleh Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara di kawasan Banjar Bun, Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar pada Sabtu 10 Agustus 2024.

Peluncuran inovasi penanganan sampah organik ini diharapkan mampu mendukung optimalisasi penanganan sampah berbasis sumber di Kota Denpasar.

Peluncuran program ini dilaksanakan langsung dengan menuangkan sampah organik pada Teba Modern di kawasan Banjar Bun Denpasar.

Baca juga: Sampah Organik Sisa Galungan Capai 15 Ton di Buleleng, Melanderat: Imbas dari Sosialisasi

Jaya Negara mengatakan, secara teknis Teba Modern akan mampu menyerap sampah organik masyarakat.

“Jadi poin pentingnya adalah memilah sampah, setelah dipilah, sampah organik bisa di masukan ke Teba Modern, dan nanti setelah matang, bisa kita jadikan kompos untuk pupuk, bahkan belakangan ini kita lihat perkembangannya bisa sekaligus menjadi sumur resapan pengendali banjir,” ujarnya.

Jaya Negara mengatakan, saat ini volume sampah rata-rata di Kota Denpasar mencapai 800 ton per hari.

Namun demikian, jumlah tersebut diprediksi sudah bisa terserap di hulu sebanyak 270 ton.

Hal ini tak lepas dari optimalisasi pengolahan sampah pada TPS3R, Bank Sampah, Komposting, Komunitas Eco Enzime, dan yang terbaru Teba Modern ini.

Pihaknya menambahkan, pada Anggaran Perubahan APBD Kota Denpasar Tahun 2024, Pemerintah Kota Denpasar telah merancang Program Teba Modern ini.

Sebanyak 200 titik akan disasar Teba Modern.

Di mana, implementasinya akan menyasar lokasi yang memiliki jumlah sampah organik yang tinggi.

Mulai dari Banjar, Pura, hingga Taman-Taman, termasuk juga Sekolah Negeri.

“Teba Modern ini adalah salah satu dari berbagai inovasi pengolahan sampah di hulu, sehingga diharapkan mampu mengurangi volume sampah ke hilir, Teba Modern akan melengkapi TPS3R yang jumlahnya mencapai 23 titik di Kota Denpasar, yang mana sebanyak 17 titik sudah dilengkapi mesin Gibrig, Bank Sampah juga sudah terus bertumbuh untuk penanganan sampah an organik, dan saat ini kami dorong Teba Modern, semoga bisa terus mendukung optimalisasi penanganan sampah dari hulu,” ujar Jaya Negara.

Pendiri Komunitas Malu Dong Komang Sudiarta mengatakan Teba Modern merupakan sebuah konsep penanganan sampah organik di perumahan atau di hulu.

Konsepnya menggunakan penampungan sedalam 2 meter yang dilengkapi dengan tutup untuk memasukan sampah.

Pihaknya mengatakan, hingga saat ini telah terdapat 33 Teba Modern yang sudah beroperasi.

Jumlah tersebut akan terus bertambah lantaran permintaan oleh masyarakat kian bertambah.

Meski banyak permintaan, Sudiarta yang akrab disapa ‘Bemo’ ini mengaku harus selektif.

Hal ini lantaran tidak semua bisa dibantu dalam meralisasikan penerapan Teba Modern ini.

“Syaratnya ya itu tadi, pemilahan sampah, kita harus pastikan masyarakat yang akan membuat Teba Modern taat dalam pemilahan sampah, karena jika tidak, Teba Modern tidak akan optimal dalam mendukung penanganan sampah,” ujarnya.

Sudiarta mengatakan, berdasarkan pengalamannya, satu teba modern tidak akan penuh dalam waktu delapan hingga sembilan bulan.

Sebab, di dalamnya terjadi proses penguraian sampah organik secara alami.

“Komunitas Malu Dong akan menuntaskan pembangunan teba modern di Denpasar, sembari dengan melakukan edukasi kepada masyarakat agar nantinya sampah organik tidak terus menerus dibuang ke TPA ataupun TPS3R dan TPST,” ujarnya. (*)

Kumpulan Artikel Denpasar

Berita Terkini