"Kami sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan penuh, khususnya kepada Pemprov Bali, Pemda Badung dan kepada para pelingsir (tetua) adat, yang terus mendampingi dan membimbing kami dalam mewujudkan proyek ini," ujar Ari.
Bali Urban Subway diharapkan tidak hanya memberikan solusi transportasi, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat Bali, serta menjadi warisan berharga bagi generasi mendatang.
“Proyek ini adalah wujud komitmen untuk membangun Bali yang lebih baik, modern, dan berkelanjutan,” tandasnya.
Beda dengan MRT dan LRT
Selama ini banyak yang bertanya-tanya perbedaan MRT, LRT, dan Subway yang akan dibangun di Bali. Lalu apa perbedaannya?
Ari menjelaskan, MRT merupakan singkatan dari Mass Rapid Transit, kemudian LRT singkatan dari Light Rail Transit.
Subway di Bali ini dapat berupa Mass atau Light Rail.
Sementara pembangunan subway yang sedang berlangsung di Jakarta itu adalah Mass untuk di bawah jalan, dan Light berada di atas jalan.
“Sehingga masyarakat selalu mengklaim namanya LRT itu selalu di atas, dan MRT di bawah. Kita di sini (Bali) tidak mau terjebak atas definisi itu. Kita di bawah ini tidak hanya membangun railway tetapi membangun koridor, makanya kami sebut Bali Urban Subway,” kata, Ari.
Dikatakan, stasiun bawah Bali Urban Subway ini akan dibuat modern, dan isi seperti mall dan kantor yang berada di bawah tanah.
Ini yang membedakan MRT di Jakarta dan Bali. Sebab di Jakarta tak bisa dibangun mall dan kantor di bawah tanah.
“Makanya kita punya brand Bali Urban Subway. Bentuknya LRT dengan kapasitas 6 gerbong. Intinya ini bukan membangun LRT tapi membangun Bali Urban Subway, brand tersendiri untuk Bali karena membangun koridor bukan hanya rel,” sambungnya.
Diakui Ari, Subway di Bali ini akan lebih kecil dibandingkan MRT Jakarta, sebab MRT Jakarta menggunakan sistem komuter.
“Komuter itu siang dan sore hingga malam, tapi kalau Bali Urban Subway itu, 24 jam bisa saja beda dengan Jakarta,” tutupnya. (sar)