BP2MI Upayakan Pemulangan Agus dan Sunaria, Warga Buleleng Terduga Korban Perdagangan Orang
TRIBUN-BALI.COM, BULELENG - Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Pusat dan Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Perwakilan Bali mendatangi Kantor Dinas Tenaga Kerja Buleleng, Kamis (5/9/2024).
Kedatangan BP2MI dan BP3MI adalah untuk menindaklanjuti persoalan tenaga kerja Indonesia asal Buleleng yang mengalami permasalahan di luar negeri.
Pertemuan tersebut menghadirkan pihak keluarga korban, baik keluarga Nengah Sunaria maupun Kadek Agus Ariawan.
Baca juga: Brida Buleleng Luncurkan Aplikasi Si Kual, Permudah Pendaftaran Kekayaan Intelektual
Termasuk juga didampingi perwakilan Polres Buleleng.
Untuk diketahui, keduanya terlibat masalah bekerja di luar negeri. Keduanya diiming-imingi bekerja di Thailand, dan berangkat pada awal Agustus 2024. Namun hingga kini keberadaan keduanya tidak terlacak.
Hingga akhirnya tersiar sebuah video permintaan tolong dari para Pekerja Migran Indonesia, yang diduga merupakan korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).
Baca juga: Antisipasi Keberangkatan Jalur Ilegal, Disnaker Buleleng Minta Calon PMI Cek Aplikasi Bali Mantap
Pada video tersebut para korban meminta tolong agar bisa dipulangkan. Sebab mereka bekerja selama 15 jam sehari tanpa digaji.
Bahkan jika tidak mencapai target, mereka akan mendapatkan penyiksaan.
Pada rapat tersebut, baik dari keluarga Nengah Sunaria maupun Kadek Agus Ariawan sama-sama mengaku terakhir komunikasi dengan korban pada 6 Agustus 2024.
Baca juga: Kasus Anak Bakar Rumah Orangtua di Patemon Buleleng, Ditahan di Mapolsek Seririt, Positif Narkoba
Keduanya pun berharap agar anggota keluarga mereka bisa kembali ke Buleleng.
Sementara dari BP2MI juga mengatakan bahwa pihaknya sempat berkomunikasi dengan salah satu teman dari PMI Buleleng itu, sembari menggali informasi mengenai pola kerja mereka di Myanmar.
Plt Direktur Pelindungan dan Pemberdayaan Kawasan Asia dan Afrika BP2MI, Firman Yulianto mengatakan menurut pihak keluarga, keduanya berada di Myanmar. Posisi tersebut pun sudah dikoordinasikan oleh Kemenlu melalui KBRI Myanmar dengan pemerintah dan aparat setempat, serta sudah dikirimkan surat diplomatik.
Firman mengaku saat ini pihaknya masih berupaya memastikan jumlah WNI yang senasib dengan dua warga Buleleng pada kasus ini. Namun ia menegaskan, pihaknya berupaya untuk pemulangan para korban.
Disinggung apakah para korban terindikasi menjadi admin judi online, Firman mengatakan pihaknya belum bisa memastikan. Ini dikarenakan para korban berangkat bekerja ke luar negeri melalui jalur ilegal.