Pilkada Buleleng

ADU Program Soal Kekerasan Perempuan & Anak, Ada CCTV di Tempat Umum, Aplikasi bagi Korban Kekerasan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana saat debat ketiga calon kepala daerah Buleleng, Rabu (20/11/2024)

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Buleleng menjadi perhatian para pasangan calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Buleleng. Kedua Paslon pun menawarkan hal yang sama, yakni penyediaan rumah singgah. 

Hal ini terungkap dalam debat ketiga pemilihan Calon Bupati dan Wakil Bupati Buleleng, Rabu (20/11/2024). Yang mana sub tema pada sesi itu Membentuk Manusia dengan Kepribadian Humanis, Moderat, dan Anti Kekerasan. 

Kesempatan pertama diberikan kepada Calon Wakil Bupati (Cawabup) Buleleng, Gede Supriatna. Pihaknya mengakui kekerasan perempuan dan anak di Kabupaten Buleleng saat ini menunjukan tren yang meningkat. "Tentunya ini menjadi persoalan bagi seluruh warga Buleleng dan Pemerintah Kabupaten Buleleng," ungkapnya. 

Baca juga: 2 Rumah Sakit Baru Jadi Penawaran Sutjidra-Supriatna di Kecamatan Gerokgak dan Tejakula

Baca juga: KPU Buleleng Matangkan Persiapan Logistik Pilkada Serentak 2024

Suasana saat debat ketiga calon kepala daerah Buleleng, Rabu (20/11/2024) (ISTIMEWA)

Atas kondisi tersebut, pihaknya pun menawarkan beberapa program, yang dinilai bisa menekan kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Buleleng. Mulai dari pemberian konseling pada masyarakat, edukasi kepada masyarakat umum sampai mahasiswa di perguruan tinggi, hingga menyiapkan rumah aman bagi masyarakat kabupaten Buleleng yang mengalami kekerasan perempuan dan anak pada Dinas Sosial Buleleng.

"Kami juga akan berupaya optimal dalam memberikan rasa aman bagi masyarakat saat beraktifitas di tempat umum, melalui penyediaan fasilitas-fasilitas keamanan baik secara langsung maupun tidak langsung. Misalnya lewat CCTV di jalan-jalan, pemantauan di ruang-ruang terbuka hijau, dan tempat-tempat rawan lainnya," ucap Cawabup nomor urut 2 ini.  

Selain itu pihaknya juga akan menjalin bekerjasama dengan pihak kepolisian dan TNI. Kerjasama ini sangat perlu dilakukan untuk meminimalkan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak. "Karena upaya meminimalisir angka kekerasan terhadap perempuan dan anak, tidak bisa dilakukan sendiri oleh pemerintah," tandasnya. 

Sementara Cawabup Buleleng Paslon nomor urut 1, Gede Suardana mengatakan kekerasan seksual hingga kasus mengakhiri hidup, banyak menimpa kaum marjinal. 

Sama seperti Paslon 2, Paslon Sugawa-Suardana juga akan menyiapkan rumah singgah atau rumah aman untuk para korban kekerasan perempuan dan anak. Di tempat tersebut para korban akan mendapatkan konseling serta penanganan yang secara baik. 

Tak hanya itu, pihaknya mengaku akan akan secara khusus melakukan pendampingan. Sehingga mental dan fisik para korban bisa pulih, kemudian bisa melanjutkan hidup dengan tenang. 

"Kami juga akan membuat aplikasi pengaduan, karena biasanya para korban tidak berani mengadu secara langsung. Aplikasi ini menjadi sarana bagi mereka untuk menceritakan persoalan yang terjadi, serta menjadi database bagi kita untuk menangani kasus kekerasan seksual dan lainnya," jelas dia.  

Untuk diketahui, angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Buleleng dalam tiga tahun belakangan terus mengalami peningkatan. Di mana pada tahun 2021, jumlahnya mencapai 42 kasus. Terdiri dari 12 kasus terhadap perempuan dan 30 kasus terhadap anak-anak. 

Di tahun 2022 jumlahnya mengalami peningkatan menjadi 55 kasus. Dengan rincian 10 kasus kekerasan terhadap perempuan dan 45 kasus kekerasan terhadap anak-anak. 

Sedangkan di tahun 2023, kasus kekerasan terhadap perempuan naik 1 kasus dari tahun sebelumnya, menjadi 56 kasus. Di mana kekerasan terhadap perempuan tercatat sebanyak 12 kasus, sedangkan kekerasan terhadap anak-anak tercatat 44 kasus. (mer)

 

Berita Terkini