Ia mengatakan, musibah itu terjadi sekitar Pukul 09.35 Wita.
Saat itu Klungkung dan sekitarnya diguyur hujan sejak dini hari.
Kebetulan kepala sekolah, dan beberapa guru serta siswa sedang menginap di sekolah, karena ada kegiatan kemah.
"Sekitar jak 09.35 saya dengar ada suara gemuruh keras, saya kira pohon yang tumbang. Ternyata tanah dan senderan longsor, sampai tembok kelas jebol," ungkap Yadnyani.
Lokasi tanah dan senderan yang longsor itu berlokasi di sisi barat sekolah.
Ada tiga ruang kelas di kawasan itu. Kerusakan terparah terjadi di kelas IX G.
Tembok ruang kelas itu sampai jebol tertimpa senderan yang longsor.
Material seperti batu dan tanah sampai masuk ke ruang kelas.
"Tidak kebayang kalau musibah ini terjadi saat hari sekolah, bahaya sekali," ungkap Yadnyani.
Panjang senderan yang longsor mencapai sekitar 13 meter.
Material longsor juga sampai mengenai tembok di ruangan kelas IX F di sebelahnya.
Melihat kondisi itu, pihak sekolah tidak mengambil risiko.
Pihak sekolah akan mengosongkan sementara 3 ruang kelas, yakni kelas IX E, IX F, dan IX G karena kondisinya yang berbahaya.
Karena lokasinya tepat berada di samping senderan yang longsor.
"Rencananya siswa di tiga di kelas ini yang awalnya pagi, jadi sekolah siang. Karena itu cara satu-satunya. Satu kelas sama sekali tidak bisa digunakan karena tembok sudah jebol, yang lagi dua sangat beresiko untuk dipakai lagi," ungkapnya.