Adi Arnawa menambahkan, program ini menyasar anak-anak dari jenjang SD hingga SMA. Dengan pembekalan bahasa sejak dini, anak-anak diharapkan memiliki keterampilan tambahan yang berguna untuk masa depan.
“Daripada mereka hanya main HP, lebih baik kita berikan pembelajaran Bahasa Inggris. Ini investasi penting untuk masa depan mereka,” ujarnya.
Tak hanya berhenti di bimbel, Pemkab Badung juga telah merancang langkah lanjutan. Anak-anak yang menguasai Bahasa Inggris namun tidak melanjutkan pendidikan formal akan difasilitasi mengikuti pelatihan di Balai Latihan Kerja (BLK) yang dikelola Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker). Biaya pelatihan ini sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah daerah.
“Kalau bahasa Inggrisnya kuat, kita bekali lagi dengan kompetensi dan keahlian lain. Sehingga mereka siap menjadi tenaga kerja yang profesional, baik di dalam negeri, di sektor pariwisata Bali, maupun di luar negeri,” imbuhnya.
“Dengan program bimbel berbasis banjar ini, kami berharap, tidak hanya sektor pariwisata yang semakin kuat, tetapi juga kualitas hidup masyarakat Badung akan semakin meningkat di masa mendatang,” sambungnya. (gus)