KESEHATAN

MALAS Gerak dan Pola Makan Tidak Sehat! Ratusan Remaja di Klungkung Beresiko Deabetes

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

SUASANA Skrining gula darah terhadap remaja di Klungkung.

TRIBUN-BALI.COM - Ratusan remaja berusia 15 hingga 17 tahun di Kabupaten Klungkung beresiko mengidap diabetes.

Hal ini berdasarkan hasil skrining, yang dilakukan Dinas Kesehatan Klungkung. Bahkan angka pre diabetes di Klungkung, paling tinggi jika dibandingkan hasil skrining kabupaten/kota lainnya di Bali.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Klungkung, Ketut Ardana menjelaskan, skrining dilakukan secara masif menyasar remaja berusia 15 hingga 17 tahun.

"Memang dari segi data, Klungkung paling tinggi (hasil screening pre diabetes). Karena kami sangat masif melakukan pengecekan gula darah ke siswa," ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Klungkung, Ketut Ardana, Minggu (18/5/2025).

Baca juga: Kasus Rabies di Bali Masih Mengancam, Hampir 2000 Kasus Gigitan Anjing Sepanjang Tahun 2025

Baca juga: Update Kasus Kekerasan di Pura Besakih, Pecalang Ikut Jadi Tersangka, MDA Bali Berikan Dukungan

Ardana membeberkan dari Januari sampai Mei 2025, sebanyak 544 remaja telah menjalani pemeriksaan gula darah.
 
Hasilnya, sebanyak 417 orang memiliki kadar gula darah normal, 113 orang masuk kategori pre-diabetes (mengarah diabetes), dan 14 orang sudah terdeteksi mengidap diabetes. 

"Memang kenyataannya hasilnya seperti itu dari teman-teman yang mengecek. Namun pemeriksaam ini masih bersifat awal karena dilakukan dengan metode cek gula darah sewaktu (tanpa puasa). Untuk memastikan diagnosis, Dinas Kesehatan akan melakukan pemeriksaan lanjutan dalam kondisi puasa," jelas Ardana.

Meskipun demikian hal ini menjadi peringatan, bagaimana mulai mulai banyak remaja yang bersiko diabetes. 

Remaja yang masuk kategori pre-diabetes dan diabetes sudah dipetakan lengkap dengan nama dan alamat. Selanjutnya akan ditindak lanjuti dengan pengecekan saat puasa.

"Hasil skrining yamg diabetes dan pre-diabetes sudah kami petakan, dari puskesmas mana saja. Nanti tindak lanjuti dengan cek darah lanjutan," jelas dia.

Menurutnya tingginya angka gula darah di kalangan remaja tidak hanya pengaruh genetik, tapi karena pola makan tidak sehat dan gaya hidup sedentari. Konsumsi berlebihan makanan manis, kelebihan asupan karbohidrat, serta minimnya aktivitas fisik.

Terkait data ini, ia menekankan pentingnya memperkuat kampanye Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas), khususnya di kalangan remaja.
 
“Germas ini sering dianggap remeh, padahal sangat penting untuk mencegah penyakit kronis sejak dini. Ini harus jadi perhatian kita semua,” tegas Ardana.
 
Sebagai langkah konkret, Dinas Kesehatan Klungkung juga aktif melakukan edukasi ke sekolah-sekolah melalui program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Program ini dilaksanakan secara kolaboratif bersama Dinas Pendidikan.
 
“Dinkes tidak bisa bekerja sendiri. Kami butuh dukungan dari semua pihak, termasuk sekolah, keluarga, dan masyarakat luas untuk menekan angka diabetes ini,” ungkap dia. (mit)

Berita Terkini