Berita Buleleng

Undiksha Libatkan 76 Dosen, Temukan 43 Persen Siswa SMP Buleleng Kesulitan Membaca di Level Dasar

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PENDAMPINGAN - Mahasiswa FIP Undiksha saat melakukan pendampingan belajar pada siswa SMP di Buleleng yang mengalami kesulitan baca dan tulis.

Menurut Suranata perubahan baru bisa diketahui pada evaluasi tahap kedua yang akan dilakukan pada bulan Juni ini. 

"Peningkatan level baru bisa dilihat pada evaluasi tahap kedua. Apakah dari dasar mampu naik ke level menengah, level lanjut, atau bahkan sudah terbebas dari kesulitan membaca dan menulis. Walau demikian, dari progres yang telah dilakukan, mereka menunjukkan kemauan untuk belajar. Dari yang awalnya ketakutan saat akan didampingi belajar, sekarang sudah menunjukkan minat untuk membaca," tandasnya. (mer)

6 Penyebab

Sementara itu, Dekan FIP Undiksha, I Wayan Widiana ditemui Senin 2 Juni 2025 mengatakan, belum lama ini pihaknya mengadakan pertemuan terbuka dengan relawan yang terdiri dari dosen dan mahasiswa. 

Dari pertemuan itu, ia menyimpulkan ada enam penyebab siswa mengalami keterlambatan membaca. 

Pertama yakni gangguan kognitif. Menurut Widiana, kemampuan kognitif rendah pada anak menyebabkan ia sudah menerima materi. 

Selanjutnya gangguan fisik berupa penglihatan dan pendengaran.

Itu yang juga menyebabkan siswa susah membaca dan menulis. Adapula gangguan saraf yakni disleksia. 

"Penyebab lainnya yakni gangguan emosional dan psikososial. Itu merupakan gangguan traumatik. Anak-anak trauma belajar karena ada faktor dari keluarga yang mungkin keras, atau lingkungan sekolah yang kurang nyaman," jelasnya. 

Selanjutnya siswa memiliki kemampuan atau komunikasi bahasa yang berbeda. 

Widiana menilai siswa sulit beradaptasi saat dihadapkan dengan bahasa berbeda antara di lingkungan rumah dengan pembelajaran di sekolah. 

"Terakhir yakni disebabkan proses pembelajaran dan motivasi dukungan belajar yang kurang," ucapnya. 

Mengenai hal ini, pihaknya berkomitmen untuk melanjutkan pendampingan yang telah dimulai pada 6 Mei 2025. 

Pendampingan ini melibatkan 76 dosen serta 375 mahasiswa. Di mana mahasiswa tiap hari harus membuat laporan perkembangan anak. 

"Kami melibatkan mahasiswa semester 4 dan 6 menjadi relawan dalam pengentasan masalah ini. Seluruhnya didanai secara mandiri," ucapnya. (mer)

Kumpulan Artikel Buleleng

Berita Terkini