TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Seorang pengusaha inisial JK Reddy mengaku mengalami aksi teror.
Selain melalui WhatsApp Messenger, terbarun aksi teror itu dengan cara mengirimkan paket dokumen berisi barang mencurigakan.
Demi keamanan dan kenyamanan, lelaki asal India ini melapor ke Polda Bali, dengan membawa paket kiriman tersebut, Jumat, 20 Juni 2025, sekitar pukul 21.00 WITA.
Baca juga: SISWI SMP Dicekoki Pil KB Darurat di Buleleng Modus Pacaran Berakhir Dipaksa Berhubungan
Benyamin Seran, S.H., kuasa hukum JK Reddy mengatakan, bermula ketika ojek online (ojol) membawa paket berisi dokumen akta pendirian perusahaan ke kantor perusahaan pelapor di Pertokoan Duta Wijaya, Jalan Raya Puputan Nomor 8, Renon, Denpasar, Jumat (20/6) pukul 14.00 WITA.
Paket yang tertera nama pengirim Kumar Abhishek diterima oleh Operational Manager Tony Balan bersama seorang security.
Ketika kotak dibuka dan diketahui ada sebatang rokok, mereka kemudian menyampaikannya kepada J.K. Reddy tanpa menyerahkan paket, karena khawatir membahayakan sang atasan.
Baca juga: Kasat Intelkam Polres Jembrana Bergeser ke Gianyar, 2 Jabatan Strategis Diisi Orang Baru
Benyamin Seran mengatakan, kliennya merasa terancam. Ia khawatir kiriman paket yang diselipkan sebatang rokok di dalam dokumen perusahaan merupakan jebakan.
Karena itu, investor India ini menempuh jalur hukum. Melaporkan temuan ini ke Polda Bali. Jika paket berisi sebungkus rokok dan masih tersegel rapi, maka tidak dicurigai.
"Ini hanya satu batang rokok, sehingga klien saya merasa terancam. Khawatir jebakan seperti kejadian di Buleleng, menjebak rekan bisnisnya dengan narkoba," kata sang pengacara, di Denpasar, Minggu (22/6).
Kuat dugaan adanya peristiwa hukum dalam pengiriman paket ini, lelaki India ini didampingi kuasa hukum datang dan melaporkan masalah ini ke Polda Bali malam itu juga.
"Rokoknya sudah diuji polisi, tetapi tidak mengandung ganja. Walaupun demikian, masih menunggu hasil dari Labfor,” katanya.
Dijelaskan Benyamin Seran, kliennya merasa terancam bukan tanpa alasan, pengirim bernama Kumar Abhishek sementara bermasalah dengan kliennya.
Dikatakan, tiga bulan terakhir Kumar Abhishek mengirim pesan via email dan WhatsApp yang membuat investor ini tidak nyaman.
Sebab akan dilaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham luar biasa dengan agenda pembubaran perusahaan, 27 Juni nanti.
Ini terpaksa dilakukan, karena Kumar diduga mau menjual saham kepada perusahaan lain. “Ya, diduga Kumar Abhishek tidak setor uang, malah ingin jual saham,” tutupnya.