TRIBUN-BALI.COM - Rahasia alam semesta beserta kejadian terjadinya awal terbentuk nya alam semesta ini, terus menjadi perdebatan para ahli, apakah awal mula dari tiada lalu menjadi ada karena diciptakan dengan seketika, dengan lafal Kun fayakun maka jadi terjadilah.
Ataukah melalui proses alami jutaan tahun, yang awal mula diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa, dengan menciptakan sebuah sistem alam yang akan bekerja dengan sendirinya, dengan tujuan tertentu agar yang diciptakan nanti bisa mengetahui dan mengenal dirinya bahwa Tuhan itu ada .
Rahasia terjadinya Alam Semesta tidak bisa dipisahkan dengan pencarian jati diri pada diri manusia yang sudah berlangsung ribuan tahun, baik sebelum tarik tahun Masehi hingga abad pertengahan hingga pada jaman modern saat ini.
Untuk mencari eksistensi diri, dalam upaya mengenal Tuhan, sebagai Zat yang disembah, untuk menemukan kebenaran hakiki sebagai mahluk Tuhan yang Maha Esa.
Ungkapan kata " Sejatine seng Ono Kuwi Dudu " dalam filsafat Jawa sangat dalam makna yang dikandung dimana segala sesuatu yang nampak di dunia ini adalah menipu , tidak sesuai yang dilihat , bisa boleh dikatakan abstrak , dengan demikian hidup dan kehidupan itu sendiri penuh dengan misteri dalam kehidupan itu sendiri.
Berbicara tentang Raden Ngabehi Ronggo Warsito tidak bisa dilepaskan dari pada konsep wahdatul wujud dari manunggal Kawuloning Gusti , yang dikembangkan dari ajaran shech Siti Jenar pada abad awal ke 15 Masehi .
Syekh Siti Jenar adalah tokoh sufi Jawa yang hidup pada abad ke-15 dan dikenal karena ajaran tasawufnya yang kontroversial. Menurut keyakinan Syekh Siti Jenar, penciptaan alam semesta dapat dipahami melalui konsep "Manunggaling Kawula Gusti" atau penyatuan antara hamba dan Tuhan.
*Konsep Penciptaan Alam Semesta:*
- *Manunggaling Kawula Gusti*: Syekh Siti Jenar menekankan pentingnya menyadari kesatuan antara manusia dan Tuhan. Menurutnya, alam semesta diciptakan sebagai manifestasi dari keberadaan Tuhan, dan manusia harus menyadari kesatuan ini melalui pengalaman spiritual.
- *Wahdatul Wujud*: Konsep ini juga terkait dengan ajaran Wahdatul Wujud, yang menekankan bahwa hanya Tuhan yang benar-benar ada, dan segala sesuatu di alam semesta adalah manifestasi dari-Nya.
*Pandangan tentang Penciptaan:*
- *Penciptaan sebagai Manifestasi Tuhan*: Syekh Siti Jenar percaya bahwa alam semesta diciptakan sebagai manifestasi dari keberadaan Tuhan, dan manusia harus menyadari kesatuan ini melalui pengalaman spiritual.
- *Kesadaran Spiritual*: Menurut Syekh Siti Jenar, kesadaran spiritual adalah kunci untuk memahami penciptaan alam semesta dan peran manusia di dalamnya.
Ajaran Syekh Siti Jenar tentang penciptaan alam semesta menekankan pentingnya kesadaran spiritual dan penyatuan dengan Tuhan. Konsep Manunggaling Kawula Gusti dan Wahdatul Wujud menjadi dasar bagi pemahaman tentang penciptaan alam semesta dalam tasawuf Jawa.
Ajaran Wahdatul Wujud memang memiliki konsep yang mendalam tentang alam semesta dan penciptaannya. Dalam konteks ini, alam semesta dianggap sebagai manifestasi dari keberadaan Tuhan, dan segala sesuatu di dalamnya adalah bagian dari kesatuan yang lebih besar.
*Konsep Suwung Gung Liwang Liwung:*
- *Suwung*: Suwung dapat diartikan sebagai kekosongan atau kehampaan. Dalam konteks Wahdatul Wujud, suwung merujuk pada keadaan sebelum alam semesta diciptakan, ketika hanya Tuhan yang ada.
- *Gung Liwang Liwung*: Gung Liwang Liwung dapat diartikan sebagai keadaan yang tidak terdefinisi atau tidak terbatas. Dalam konteks ini, Gung Liwang Liwung merujuk pada keadaan Tuhan sebelum menciptakan alam semesta, ketika tidak ada batasan atau definisi.