Berita Nasional

Kejadian Alam Semesta dalam Konsep Wahdatul Wujud Pujangga Ronggo Warsito

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Agus Widjajanto

- *Tidak Perlu Pencipta*: Teori penciptaan spontan Hawking menyiratkan bahwa alam semesta tidak memerlukan pencipta atau penyebab lain untuk ada. Hukum fisika saja sudah cukup untuk menjelaskan keberadaan alam semesta.
- *Multiverse*: Teori multiverse juga menyiratkan bahwa alam semesta kita hanyalah salah satu dari banyak alam semesta yang ada, dan bahwa setiap alam semesta dapat memiliki hukum fisika yang berbeda-beda.

Teori penciptaan spontan Hawking telah memicu perdebatan dan diskusi tentang sifat alam semesta dan peran Tuhan dalam penciptaan. Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut tentang topik ini, silakan bertanya.

Bahwa filosofi sejatine seng Ono Kuwi Dudu , dapat ditafsirkan bahwa hukum alam ( Subatullah ) adalah hukum Tuhan itu sendiri, dimana alam bekerja sesuai sistem , siapa yang melawan hukum alam maka akan tergilas oleh sistem , sistem yang telah diciptakan oleh Tuhan milyartan tahun lalu , untuk tujuan agar mahluk mengenal dirinya lewat tajjalinya sebagai hamba didalam raya ini. 

Dalam tasawuf kebatinan Jawa dikenal dengan konsep spiritual Manunggal Kawuloning Gusti yakni menyatu nya sangat mahluk dengan sang khalik , dimana proses pencapaian nya memerlukan perjalanan panjang dalam pencarian jati diri itu sendiri , dengan berbagai liku dan penderitaan hidup agar bisa mengenal diri sejenak kenal nya . 

Ronggo Warsito menulis dalam Serat Paramayoga adalah karya sastra berbentuk prosa yang  , dimana Ronggo Warsito menyusun cerita sejarah yang didalam istilah Jawa disebut babad , yang didalamnya Ronggo Warsito menyusun sinkretis yang mempertemukan cerita mitologi dan silsilah dewa dewa Hindu dengan riwayat nabi nabi dalam agama Islam.

Dalam zaman Kerajaan Mataram  Islam di Jawa timbul upaya untuk memperkuat wibawa raja raja Jawa dengan menyusun serat babad untuk menggambarkan bahwa raja adalah keturunan campuran dari nano Adam dan dewa dewa Hindu .dimana sebagai upaya untuk mempertemukan mitologi dewa dewa Hindu dengan riwayat nabi Adam dalam Islam telah dimulai sejak jaman kerajaan Mataram Islam di Kartosuro dengan munculnya serat Kandha .

Dalam serat Paramayoga tersebut Sang Ngabehi Ronggo Warsito menyisipkan pokok pokok ajaran yang terdapat dalam " wirid Hidayat jati " yang mengulas tentang konsep Ketuhanan , alam Ghaib , dan konsep manunggal Kawuloning Gusti . Misal nya saja alam Makdum , dan alam ghaib dinamakan  alam Ruhiyah . 

Dalam Paramayoga ditulis adanya tiga alam , yang diterangkan bahwa Bathara Guru menjadi Raja Triloka atau tiga alam , yakni alam tengah ( Dunia nyata ) , lalu alam bawah dan alam Atas . Alam bawah dan alam atas disebut dan dinamakan alam " Adam Makdum " yakni alam kajiman atau Dinia jin tempat mahluk rohani . 

Dalam konsep kesatuan manusia dengan Tuhan nya diuraikan lebih lanjut sewaktu Hyang Wisesaning Tunggal menyatukan diri dengan puteranya Bhatara Manikmaya ( Bhatara Guru ) dimana Hyang Wisesasing Tunggal mengatakan sebagai berikut : 

" Kini kamu menjadi tajaliku ( Kenyataanku ) kamu harus menyadari bahwa aku tidak sama dengan kamu , akan tetapi aku meliputi kamu . Seumpama bunga mawar kamu rupanya , maka aku bau harumnya , seumpama madu maka kamu rupanya madu, aku adalah rasa manisnya madu . Jadi aku dan kamu bisa disebut Roro Ning Tunggal ( Dua tapi satu manunggal ) sembahmu kepadaku dan rasa takutmu padaku kau telah kuinjinkan memilih dan mempergunakan semua namaku , terkecuali satu yang tidak ku ijinkan bagimu , yaitu memakai nama syang Hyang Wenang , demikian agar ada perbedaan antara aku dan kamu , agar menjadi tempat puji serta sembahmu kepadaku " 

" kamu telah menjadi tajaliku , aku telah percaya padamu , apa yang kucipta pasti jadi , segala yang dikehendaki pasti ada, apa yang ku inginkan pasta ada , kamu kuberi kuasa untuk menjadi raja tiga alam . Ketahuilah bahwa apa yang tersebut tadi sudah tercakup padamu. Lantaran telah kuberi kuasa untuk merajai semua alam , sebagai tajaliku ( wakilku ) .

Hendaklah kamu sadari bahwa Tuhan itu disebut Gusti , tiada zaman tiasa tempat , timur dan barat aku berada, dia itu menjadikan langit dan bumi beserta isinya , yang memberi hidup , kesenangan , kepandaian , kesaktian , kepada semua mahluk , bahwa Tuhan itu tidak serupa seperti manusia , tidak berwujud akan  tetapi meliputi seluruh alam semesta yang bisa dirasakan kehadiran nya  " 

Uraian diatas merupakan penjelasan konsep Tajali , simbul manunggalnya manusia dengan Tuhan , dan menjadi inti dari ajaran Wirid Hidayat jati nya Ronggo Warsito , konsep Tajali artinya penampakan keluar atau manifestasi dalam istilah Jawa diganti kanyataan , dimana konsep ini memang searti dan sejajar dengan ungkapan Jawa " Jawata Ngejo Wantah " dan manusia titisan dewa. Paham ini mengarah pada pensifatan Tuhan yang Antropomorfistis , digambarkan punya sifat mahakuasa , atau manusia menyerupai Yang Kuasa.

Memang dalam Kitab Paramayoga disebutkan tetap dibedakan antara manusia sebagai mahluk yang menyembah dan Tuhan yang disembah , dimana konsepsi ketuhanan bersifat Teisme, dimana Tuhan sebagai yang maha kuasa dan maha kehendak , segala kejadian di alam raya ini adalah atas kodrat dan irodat Tuhan . Kepercayaan atas takdir Tuhan merupakan satu sendi dalam ajaran tasawuf Jawa , bahwa segala sesuatu didunia telah ditentukan, lakon nya telah ditentukan oleh sang Dalang dalam kisah pewayangan . Bahwa kepercayaan akan takdir Tuhan merupakan ciri dari paham Teisme . 

. Mistik Islam Kejawen , Raden Ngabehi Ronggo Warsito, Dr Simuh , UI Pers 1988. Halaman 72-77.) 

Penulis: Agus Widjajanto 

Praktisi hukum, pemerhati sosial budaya , dan sejarah bangsa

Berita Terkini