TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Gubernur Bali, Wayan Koster mengungkapkan akan membangun 4 underpass di Denpasar dan Badung.
Dari 4 underpass tersebut, 2 underpass dibebankan pada Pemkot Denpasar.
Namun dibutuhkan anggaran besar untuk pembangunannya.
Diperkirakan, dana yang dibutuhkan mencapai Rp700 miliar, sehingga pelaksanaannya masih perlu waktu karena menunggu kemampuan keuangan daerah.
Baca juga: PILU, Istri dan Balitanya Hilang di Tragedi KMP Tunu Pratama Jaya, Imam Terus Menanti di Gilimanuk
Hal ini disampaikan Wakil Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, saat ditemui usai Rapat Paripurna ke-18 Masa Persidangan II di Gedung DPRD Kota Denpasar, Kamis 3 Juli 2025.
Untuk Denpasar, lokasi pembangunan yang direncanakan adalah di Simpang Tohpati dan Simpang Jalan Gatot Subroto (Gatsu)–Jalan Cokroaminoto.
Arya Wibawa menjelaskan bahwa kajian pembangunan underpass di Simpang Tohpati telah rampung dan tidak ada kendala teknis.
Baca juga: Cemas Menanti, Istri & Anak Balita Imam Belum Ditemukan Pasca Tragedi Kapal Tenggelam di Selat Bali
Namun, pengerjaan masih menunggu waktu dan kesiapan anggaran.
Sementara itu, untuk Simpang Gatsu–Cokroaminoto, kajiannya masih berlanjut karena terdapat jembatan dan sungai yang perlu dipertimbangkan secara teknis.
“Opsi dari kajian Dinas PUPRKim Provinsi Bali menyarankan pembangunan underpass dialihkan ke simpang Jalan Gatsu–Jalan Ahmad Yani,” jelasnya.
Meski demikian, Arya Wibawa menilai lokasi yang paling tepat membangun underpass adalah di Simpang Gatsu–Cokroaminoto, karena menjadi titik kemacetan utama.
“Karena di sana memang biangnya kemacetan. Cocoknya di Simpang Gatsu–Cokroaminoto, tetapi kita tunggu kajiannya dulu,” ujarnya.
Ia mengungkapkan bahwa pembangunan underpass kemungkinan membutuhkan waktu cukup lama.
Pasalnya, satu proyek underpass bisa menelan biaya Rp250 miliar hingga Rp300 miliar.