TRIBUN-BALI.COM - Acara tahunan Buleleng Festival kembali digelar setelah sempat vakum selama lima tahun. Dalam pelaksanaannya selama enam hari, Pemerintah Kabupaten Buleleng memastikan tidak ada sampah yang dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bengkala.
Ketua Panitia Bulfest 2025, Gede Suyasa tak memungkiri akan dampak timbulan sampah memang menjadi polemik di setiap kegiatan. Karenanya dalam Bulfest 2025 ini, pihaknya telah memerintahkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng, untuk memilah sampah setiap hari.
Baca juga: UPAYA Kurangi Pariwisata One Day Trip, Pameran UMKM Batununggul Village Festival di Nusa Penida
Baca juga: WABUP Ipat Soroti Kekerasan hingga Eksploitasi Anak, 24Kasus Libatkan Perempuan dan Anak di Jembrana
"Setiap malam petugas akan memilah sampah organik dan anorganik. Sehingga sampah Bulfest tidak ada yang dibawa ke TPA Bengkala," jelasnya.
Alasan sampah tidak dibawa ke TPA Bengkala, kata Suyasa, karena selama ini lokasi tersebut dianggap tempat pembuangan akhir bagi sampah, yang tidak bisa didaur ulang. Sehingga setiap tahun seperti akan menambah tumpukan dan membutuhkan area yang lebih luas lagi.
Lanjut Suyasa, sampah organik nantinya akan dikumpulkan untuk kemudian diolah menjadi kompos. Sedangkan sampah anorganik seperti plastik dan sejenisnya, akan dikumpulkan ke Bank Sampah Induk (BSI), selanjutnya diserahkan ke komunitas yang mampu mendaur ulang. "Kita berusaha agar sampah selesai setiap hari. Dan seluruh sampah menjadi bermanfaat, karena semua bisa didaur ulang," ujarnya.
Suyasa berkomitmen menyelesaikan persoalan sampah, utamanya sampah plastik. Terlebih sampah plastik bisa didaur ulang dan banyak dimanfaatkan sebagai campuran bahan aspal jalan.
Tak hanya itu, Suyasa mengakui pihaknya sudah memanfaatkan aspal berbahan sampah plastik ini untuk kegiatan pengaspalan di beberapa ruas jalan. Diakui aspal berbahan campuran sampah plastik punya ketahanan lebih lama daripada aspal biasa. "Kita sudah melakukannya dan sudah mewujudkannya beberapa kegiatan pengaspalan jalan di Buleleng sejak tahun 2022-2024," ucapnya.
Pihaknya menambahkan, ajang Bulfest tidak hanya bertujuan untuk eksplorasi budaya, pengembangan maupun pelestarian budaya. Bulfest, imbuhnya, juga juga berfungsi untuk perubahan perilaku hidup bersih dengan pengelolaan sampah yang baik. Sehingga ada edukasi untuk masyarakat.
"Karenanya melalui Bulfest ini, kami juga ingin mengedukasi masyarakat agar kalau membuang sampah plastik supaya di tong sampah yang telah disediakan," tandasnya. (mer)
Dalih 5 Tahun Mandek
Diwartakan sebelumnya, Ketua Panitia Bulfest 2025, Gede Suyasa menjelaskan alasan mandeknya Bulfest sejak lima tahun belakangan. Alasan pertama yakni karena pandemi Covid-19, sehingga kegiatan keramaian harus dibatasi.
"Kemudian setelah Covid-19 ada transisi kepemimpinan. Di tahun 2025 ini kami sudah sampaikan ke pak Bupati dan Pak Wakil Bupati, beliau setuju agar Bulfest 2025 kembali hadir sebagai bentuk pelestarian, pengembangan dan promosi budaya," ujarnya.
Sedangkan disinggung upaya agar Bulfest tetap berjalan, dan terhindar dari kepentingan politik, Sekda Suyasa akan membicarakan lebih lanjut pada Bupati dan Wakil Bupati agar event ini dimasukkan pada peraturan daerah. Sehingga siapapun bupatinya, acara ini tetap berjalan.
"Kami akan komunikasikan dulu. Yang jelas pak Bupati dan pak Wakil Bupati berkomitmen Bulfest tetap dilaksanakan lima tahun ke depan," tandasnya. (mer)