TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Ribuan warga Jembrana, Bali, saat ini bekerja di luar negeri.
Alasan utama masyarakat kebanyakan memilih bekerja ke luar negeri karena ingin memperbaiki kondisi ekonomi.
Yang mana warga tersebut ingin memperoleh penghasilan yang lebih tinggi dibandingkan bekerja di Indonesia. Terbanyak, adalah di negara Jepang di berbagai bidang.
Menurut data terakhir yang diperoleh, berdasarkan data dari BP3MI Bali periode Januari-September 2024 lalu, tercatat hanya ada 691 orang warga Jembrana yang bekerja di luar negeri (LN).
Baca juga: OKTA Nekat Demi Gaji Lebih Tinggi, Suka Duka PMI Asal Bali, 5.631 Warga Bali Bekerja ke Luar Negeri
Rinciannya, 326 laki-laki dan 365 orang perempuan.
Sementara, diduga masih ada ribuan warga Gumi Makepung yang berada di luar negeri. Mereka rata-rata berangkat secara mandiri.
Jumlah tersebut masih di bawah tahun 2023 lalu yang tercatat sebanyak 875 orang. Rinciannya 408 laki-laki dan 467 perempuan.
Kepala Bidang Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian (Disnakeperin) Jembrana, Putu Agus Arimbawa menjelaskan, ribuan warga Jembrana saat ini masih bekerja di luar negeri.
Namun begitu, masih ada sejumlah PMI yang memilih untuk tidak melaporkan dirinya alias unprosedural.
Kemudian, kata dia, berbagai latar belakang yang membuat warga Jembrana "terpaksa" bekerja ke luar negeri.
Alasan utama mereka adalah untuk memperoleh pendapatan yang lebih tinggi.
Alasan tersebut sangat mendominasi, karena warga tersebut ingin memperbaiki kondisi ekonomi keluarganya.
"Yang paling pertama (peringkatnya) adalah untuk pendapatan yang lebih tinggi," jelas Agus Arimbawa saat dikonfirmasi.
Dia melanjutkan, alasan kedua adalah mereka yang dalam kondisi pasrah dan ingin mengubah nasibnya meskipun pilihan yang sangat berat.
Apalagi, bagi mereka yang sudah berkeluarga. Tentunya meninggalkan keluarga kecilnya dan orang tuanya di rumah tidak bisa dibayar dengan apapun.