TRIBUN-BALI.COM - Survei Harga Properti Residensial (SPHR) Bank Indonesia (BI) mencatat, terjadi penurunan penjualan properti residensial (hunian) pada kuartal II-2025.
Penjualan properti hunian di pasar primer terkontraksi sebesar 3,80 persen secara tahunan (YoY) pada kuartal II-2025. Padahal, pada kuartal I-2025, penjualan properti hunian masih berhasil tumbuh 0,73% secara YoY.
Tak heran, penjualan unit hunian tipe besar dan menengah kompak turun pada periode ini. Penjualan unit hunian tipe besar pada kuartal II-2025 turun 14,95% secara YoY, lebih dalam dari penurunan sebesar 11,69% secara YoY pada kuartal sebelumnya.
Sementara itu, penjualan unit hunian tipe menengah turun 17,69% secara YoY, masih lebih baik dari penurunan 35,76% yang terjadi pada kuartal sebelumnya.
Baca juga: KREDIT dan Ekspansi Usaha Lesu, Pertumbuhan Ekonomi Justru Capai 5,12 Persen
Baca juga: SAMPAI Kapan Pelabuhan Sanur Ditutup Akibat Gelombang Tinggi? Ini Kata Kepala KSOP Kelas II Benoa
Di sisi lain, unit hunian kecil rupanya masih berhasil tumbuh 6,70% secara YoY. Namun, level ini juga mencerminkan perlambatan dari pertumbuhan pada kuartal sebelumnya yang lebih masif, yakni sebesar 23,75% secara YoY.
Penurunan juga terjadi secara kuartalan. Pada kuartal II-2025, penjualan properti hunian turun 16,72% secara kuartalan (QoQ), setelah sempat tumbuh 33,92% secara QoQ pada kuartal I-2025.
Ini didorong oleh penurunan penjualan unit hunian tipe kecil sebesar 26,98% secara QoQ, setelah sempat tumbuh masif 83,97% secara QoQ pada kuartal sebelumnya.
Namun, secara kuartalan penjualan unit hunian tipe menengah dan besar berhasil tumbuh, masing-masing menjadi 10,61?n 1,19% secara QoQ. Posisi tersebut jelas lebih baik ketimbang penurunan masing-masing sebesar 13,57?n 22,91% secara QoQ pada kuartal sebelumnya.
Sementara itu, SPHR BI juga menunjukkan harga properti residensial, yakni properti yang dirancang untuk tempat tinggal atau hunian, tumbuh terbatas pada kuartal II-2025. Hal itu tercermin dari Indeks Harga
Properti Residensial (IHPR) di pasar primer pada kuartal II-2025 yang tumbuh 0,90% secara tahunan (YoY). Pertumbuhan tersebut lebih lambat dibandingkan kuartal sebelumnya yang tumbuh 1,08% secara tahunan.
Berdasarkan survei BI, perlambatan ini terjadi seiring perlambatan kenaikan harga rumah tipe kecil dan besar, yang masing-masing tumbuh 1,04?n 0,70% secara tahunan.
Jika dibandingkan, kuartal lalu harga rumah tipe kecil tumbuh 1,39?n harga rumah tipe besar tumbuh 0,97% secara tahunan.
Namun, harga rumah tipe menengah tumbuh lebih baik pada periode ini, yakni 1,25% dibandingkan 1,14% pada kuartal sebelumnya.
Dari 18 kota yang disurvei, 14 kota di antaranya mencatat perlambatan pertumbuhan IHPR. Perlambatan terbesar terjadi di Kota Pekanbaru, yang pertumbuhannya hanya 1,67?ri 2,69% pada kuartal sebelumnya.
Menyusul perlambatan terbesar kedua terjadi di Kota Surabaya, dengan pertumbuhan 0,44?ri 1,05% pada kuartal sebelumnya.