Berita Buleleng

JEJAK Sejarah Soekarno di Buleleng, Mengenal Sosok Raden Guru Pengembang Moral, Berikut Sejarahnya 

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bekas kos - Nyoman Suma Arthana menunjukkan bekas kamar kos yang dulu pernah dihuni Raden Soekemi.

Saat itu, Raden Soekemi yang ditugaskan sebagai guru di SD Negeri 1 Paket Agung baru tiba di Pelabuhan Buleleng. Ia dijemput oleh Nyoman Peteng beserta sejumlah rombongan.

Diceritakan jika Rai Srimben ada dalam rombongan yang menjemput Raden Soekemi. Bahkan keduanya sempat bertatapan mata. “Namun hanya sebatas itu saja,” katanya. 

Selama menjadi guru, Raden Soekemi kerap mengunjungi Van Der Tuuk yang rumahnya berlokasi di Banjar Beratan. Untuk menuju ke rumah Van Der Tuuk, otomatis Raden Soekemi akan berjalan dari rumah kos melintasi Banjar Bale Agung. 

Setiap melintas, Raden Soekemi kerap dipanggil oleh anak-anak sekitar dengan sebutan ‘Guru Raden’. Maklum karena tampilan pakaiannya pun berbeda dengan masyarakat lokal. Raden Soekemi mengenakan dasi, sedangkan masyarakat lokal hanya telanjang dada. 

“Karena banyak anak-anak, sehingga beliau sering masuk ke Bale Agung untuk mengajak sekolah. Saat itulah keduanya bertemu untuk kali kedua,” ujarnya. 

Melihat Raden Soekemi mengajar anak-anak, sejatinya ada keinginan Rai Srimben untuk ikut belajar. Sayang usianya saat itu sudah terlalu tua, yakni 14 tahun. Walau demikian, Rai Srimben akhirnya mendapat pelajaran baca tulis dari adik-adiknya yang sekolah. 

Antara Rai Srimben dengan Raden Soekemi sejatinya ada saling suka. Namun untuk berkenalan secara langsung cukup sulit. Sampai akhirnya ada seorang sepupu bernama Made Lastri.

Pada masa kini, peran Made Lastri mungkin disebut sebagai ‘mak comblang’. Karena berkat dialah Raden Soekemi bisa berkenalan dengan Rai Srimben. 

Rai Srimben memiliki hobi menari, dan menggemari tari rejang tua. Walaupun para penarinya merupakan orang tua, namun Rai Srimben kerap turut serta.

Suatu ketika, acara tersebut banyak dihadiri tamu terhormat. Mulai dari tokoh residen hingga raja Buleleng. Termasuk Raden Soekemi juga ikut menonton.

“Ada salah satu proses namanya Ngider Bhuana, yaitu berputar-putar sambil menari. Di situlah Raden Soekemi melemparkan bunga,” ucapnya. 

Hubungan keduanya pun berlanjut dan semakin dekat, namun dilakukan secara diam-diam. Ini karena Rai Srimben sudah dijodohkan. Bahkan ada tiga laki-laki yang menjadi calonnya saat itu.

Namun Rai Srimben tetap teguh hanya mencintai Raden Soekemi. Satu orang lagi yang turut membantu melancarkan hubungan keduanya yakni Made Kaler. 

Saat kawin lari, keduanya sempat menuju ke kantor polisi Belanda untuk menyampaikan bahwa keduanya hendak kawin lari atas dasar suka sama suka. Pihak kepolisian akhirnya memberitahu keluarga Rai Srimben, hingga keluarga besar mendatangi kantor polisi.

Di tempat inilah terjadi momen haru. Sebab keluarga besar termasuk sang kakek turut mendatangi kantor polisi. Rai Srimben bahkan sempat sujud di kaki keluarga.

Halaman
1234

Berita Terkini